Gas Blok Masela Belum Ada Pembeli, Pertamina Harus Hati-Hati!

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
14 June 2023 13:55
Tim PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) terus melakukan pengeboran sumber minyak Blok Rokan, Riau dalam mencapai target 161 sumur baru periode Agustus hingga Desember 2021.
Foto: Pertamina Hulu Rokan Potong Waktu Pengeboran Lebih Cepat (Foto: ist)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) dinilai perlu berhati-hati dan tidak perlu tergesa-gesa untuk masuk menjadi salah satu pemegang hak partisipasi (Participating Interest/ PI) Blok Masela, Maluku, untuk menggantikan Shell yang saat ini masih memegang 35% hak partisipasi. Pasalnya, Blok Masela sampai saat ini belum memiliki kepastian pembeli gas.

Praktisi minyak dan gas bumi (migas) Hadi Ismoyo menilai masuknya PT Pertamina (Persero) ke dalam pengelolaan Blok Masela dalam waktu dekat ini cukup tergesa-gesa. Pasalnya, proyek ini sendiri belum mendapatkan kepastian pembeli gas berupa Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) atau Gas Sales Agreement (GSA) dengan calon konsumen.

Padahal menurut Hadi, di dalam korporasi ketika suatu perusahaan membuat investasi, maka harus jelas pengembalian investasinya. Sementara proyek ini sendiri belum ada komitmen PJBG dari calon konsumen.

"Kalau buyer belum ada bagaimana pengembaliannya, jadi belum pasti project ini. Jadi kalau ini corporate action tidak tepat Pertamina masuk," kata Hadi dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Rabu (14/6/2023).

Alih-alih mengakuisisi hak partisipasi atau participating interest (PI) sebesar 35% milik Shell di Blok Masela, sebaiknya perusahaan pelat merah ini perlu bersabar terlebih dahulu. Mengingat, 1-2 tahun lagi apabila Shell tidak mau mengembangkan proyek jumbo ini, terdapat klausul untuk dikembalikan ke negara.

"Pemerintah bisa menunjuk ke Pertamina gitu loh," kata dia.

Selain itu, ia juga mengingatkan apabila ini sebuah penugasan dari pemerintah ke Pertamina, setidaknya pemerintah harus menjamin ke depannya tidak ada masalah di kemudian hari. Mengingat setiap adanya keterlambatan dari proyek ini, keekonomian pengembangan Blok Masela akan semakin tergerus.

"Jangan sampai ada profesional-profesional kita yang di sana yang disandera oleh masalah hukum di kemudian hari, tolong di-backup dengan dokumen yang jelas, sehingga tidak disalah-salahkan karena potensi tidak ada GSA bisa (terlambat proyek ini)," tuturnya.

Sementara itu, Sekjen Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Aspermigas) Elan Biantoro memandang masuknya Pertamina dalam pengelolaan Blok Masela bukan keputusan yang terburu-buru. Mengingat, proyek ini sendiri sudah 20 tahun mangkrak.

"Sehingga kami sangat menyambut baik dengan adanya inisiatif Pertamina untuk mengambil alih PI Shell di Blok Masela karena apa karena apapun gas dan energy security di Indonesia itu harus disiapkan secepatnya dan sesegera mungkin," ujarnya.

Menurut Elan, kalau bicara masalah monetisasi dan pembeli gas, ia optimistis akan ada solusinya dalam waktu dekat. Apalagi, sudah ada langkah-langkah yang disiapkan oleh pemerintah maupun SKK Migas untuk membagi alokasi gas tersebut sesuai dengan neraca gas bumi di Indonesia.

"Kita tahu bahwa Indonesia ini defisit akan suplai energi di masa transisi menuju energi baru terbarukan dan dengan adanya Masela yang nanti lapangan Abadi ini segera onstream itu akan membuat Indonesia lebih mandiri dalam apa namanya ketersediaan energi," ujarnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina Akui Aset Blok Masela Strategis, Tapi..

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular