Begini Geramnya Menteri Jokowi RI Dituduh Jagoan Babat Hutan
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (MenLHK) Siti Nurbaya 'kesal' karena Indonesia dituduh sebagai negara jagoan deforestasi. Karena itu, ujar Siti, dia menurunkan tim untuk beradu metodologi dengan tim Global Forest Watch.
"Terkait deforestasi, ini menjadi instrumen politik internasional yang cukup dahsyat. Cukup merugikan Indonesia, dengan keluarnya EUDR, Undang-undang Deforestasi oleh Uni Eropa. Kita punya (Direktorat Jenderal) Planologi yang punya sistem monitoring kehutanan nasional (Simontana), yang merekam baik deforestasi kita," kata Siti saat rapat kerja dengan Komisi IV DPR, Senin (12/6/2023).
Sistem itu, lanjutnya, juga memuat klasifikasi hutan di Indonesia, baik hutan primer, sekunder, dan klasifikasi lainnya.
"Kita sedang beradu dengan internasional, terkait metodologi. Dengan Global Forest Watch, kita perintahkan tim lakukan pengecekan ke lapangan. Karena angkanya sangat berbeda dan Indonesia sangat dirugikan. Dengan metode internasional, ternyata HTI (hutan tanam industri) itu katanya hutan primer," ujarnya.
"Katanya Indonesia jagoan deforestasi, padahal faktanya di lapangan nggak seperti itu. Karena itu kami minta tim ke lapangan, adu metodologi. Mudah-mudahan kita bisa atasi dengan baik secara internasional. Karena kita dirugikan," cetusnya.
Merespons itu, Wakil Ketua Komisi IV DPR Anggia Erma Rini pun meminta agar segera dilakukan formulasi.
"Deforestasi ini, mohon diformulasikan segera supaya nggak ke mana-mana isunya. Ini tentang kedaulatan Bangsa Indonesia juga, jadi perlu diformulasikan segera secara apik supaya enak untuk Indonesia dan dunia internasional," kata Anggia.
Mengutip situs resmi Global Forest Watch, sejak tahun 2000 hingga 2020, Indonesia mengalami tutupan pohon bersih sebesar 4,12 juta ha. Dan, sepanjang tahun 2002-2021, Indonesia kehilangan 9,95 juta ha hutan primer basah, yang menyumbang 36% dari total tree cover loss dalam periode yang sama.
Area total hutan primer basah di Indonesia berkurang 11% dalam periode waktu ini.
"Di Indonesia sejak tahun 2001 sampai 2021, 96% kehilangan tutupan pohon terjadi di wilayah-wilayah di mana pendorong kehilangan yang dominan mengakibatkan deforestasi," tulis Global Forest Watch.
(dce/dce)