
Inflasi di Negara Muslim Ini Menggila, Tembus 40,3%

Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi inti tahunan (yoy) di Mesir naik menjadi 40.3% di Mei. Ini merupakan rekor terbaru setelah sebelumnya di April, 38,6%.
Inflasi diketahui telah meningkat tajam selama setahun terakhir setelah devaluasi mata yang menerpa negeri itu. Belum lagi kekurangan mata uang asing yang berkepanjangan dan berlanjutnya penundaan impor ke negara tersebut.
"Secara bulanan, (inflasi) meningkat menjadi 2,9% di bulan Mei dari 1,7% di bulan April," tunjuk data bank sentral Minggu, dikutip dari Reuters Senin (12/6/2023).
Mesir sendiri telah mendevaluasi mata uangnya hingga setengahnya sejak Maret 2022. Ini setelah dampak dari serangan Rusia ke Ukraina mengungkap kerentanan ekonominya.
Negara mayoritas Muslim ini juga kini menjadi pasien IMF. Di Desember 2022, Kairo menyetujui pinjaman Extended Fund Facility senilai US$3 miliar untuk Mesir, yang akan dicairkan selama 46 bulan.
Dalam kesepakatan Desember itu, Negeri Firaun itu juga berjanji akan menjual aset negara senilai miliaran dolar selama empat tahun ke depan. Bank sentral diketahui telah menaikkan suku bunga secara drastis sebesar 500 basis poin.
Angka-angka bank sentral muncul setelah data dari badan statistik CAPMAS menunjukkan tingkat inflasi tahunan konsumen perkotaan Mesir pada bulan Mei meningkat menjadi 32,7% dari 30,6% pada bulan April. Ini menjadi rekor sepanjang masa dan lebih tinggi dari perkiraan analis.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Dihantam Krisis Ekonomi, Mesir Dikabarkan Jual Kota Pesisir