
Pertamina Bisa Dapat Gratis Masela, Gak Perlu Bayar ke Shell

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) nampaknya bisa mendapatkan hak partisipasi atau participating interest (PI) 35% Shell di Blok Masela tanpa mengeluarkan uang sepeserpun. Hal itu mengingat, pengembangan Blok Masela bisa kembali ke negara di tahun 2024 apabila tidak ada perkembangan dalam proyek sesuai dalam Plan of Development (PoD).
Seperti diketahui, Shell pemilik saham 35% di Blok Masela, sisanya dimiliki oleh perusahaan asal Jepang yakni Inpex Corporation sebanyak 65%.
Karena Shell menyatakan mundur, pemerintah memutuskan untuk mengajukan PT Pertamina (Persero) untuk mengambil alih saham 35% milik Shell tersebut.
Dari Informasi yang diterima CNBC Indonesia, nantinya tahun 2024, Blok Masela bisa kembali ke negara. Hal itu seperti tertuang di dalam rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) yang disepakati antara pemerintah dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Blok Masela dalam hal ini Inpex dan Shell.
"Dalam PoD-nya disebutkan, jika dalam lima tahun sejak disepakatinya PoD (tahun 2019) proyek ini tidak ada perkembangan, maka akan dikembalikan ke negara," terang sumber kepada CNBC Indonesia.
Adapun, Direktur ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menjelaskan proyek Blok Masela bisa saja kembali lagi ke negara apabila Inpex selaku operator dan mitranya yakni Shell tidak melakukan kegiatan sama sekali hingga 2024.
"Kalau kembali ke negara memang kemudian menjadi kewenangan pemerintah secara penuh untuk kemudian bisa diberikan ke Pertamina tanpa harus membeli atau mengeluarkan sejumlah anggaran tertentu baik membeli PI maupun pengeluaran-pengeluaran yang lain," ujar Komaidi kepada CNBC Indonesia, Jumat (26/5/2023).
Komaidi mendukung langkah pemerintah untuk segera mengembangkan proyek ini apabila hingga 2024 tidak ada progres yang signifikan dari operator. Salah satunya dengan menunjuk Pertamina sebagai representasi negara dalam pengelolaan Blok Masela.
"Kira kira bagaimana kelanjutannya, prospeknya apakah kemudian akan dilanjutkan ada komitmen komitmen dari Shell ataupun dari Inpex seperti apa kalau tidak kan memang negara bisa ambil itu dan kemudian teknis selanjutnya lebih fleksibel," ujarnya.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengatakan bahwa saat ini proses negosiasi pelepasan hak partisipasi 35% milik Shell kepada Pertamina berjalan dengan lancar. Dia mengatakan proses negosiasi tersebut diharapkan akan selesai di bulan Juni 2023 ini.
"Itu progresnya sangat bagus mereka berdua, kan kalau pemerintah kan memfasilitasi, kalau mereka sudah bisa B to B ya let them do. Kita membiarkan mereka bekerja berdua. Kan progresnya bagus, kita tunggu mudah-mudahan di bulan ini lah selesai," jelas Tutuka saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (6/6/2023).
Adapun, Tutuka mengatakan bahwa kepastian Pertamina akan berkonsorsium dengan perusahaan migas asal Malaysia, Petronas juga bisa ditentukan setelah proses negosiasi antara Shell dengan Pertamina rampung di bulan Juni ini.
"Iya, saya kira (ditentukan bulan ini)," jawab Tutuka saat ditanya kepastian Petronas untuk berkonsorsium dengan Pertamina bulan ini.
Pada dasarnya, lanjut Tutuka, pemerintah hanya memfasilitasi proses pengambilalihan hak partisipasi Blok Masela antara Shell dan Pertamina. Tutuka mengatakan, asal keputusan yang diambil menguntungkan kedua belah pihak, maka pemerintah turut setuju atas keputusan tersebut.
"Bagi pemerintah, itu diserahkan kepada mereka. Itu (proses negosiasi) yang penting selesai dan sama-sama win-win dan sama-sama terpuaskan," tandasnya.
Tanggapan Pertamina
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan saat ini pihaknya tengah memfinalkan proses peralihan hak partisipasi tersebut dengan Shell. Namun demikian, ia tidak bisa berbicara lebih jauh karena terikat dengan non disclosure agreement/NDA atau perjanjian kerahasiaan.
"Masela kita tandatangan NDA jadi gak boleh dibocorin ini kejutan," ujar Nicke dalam Media Briefing Capaian Kinerja 2022, Selasa (6/6/2023).
Nicke menyadari saat ini masyarakat Indonesia tengah menantikan pengembangan Blok Masela. Oleh sebab itu, perusahaan migas pelat merah ini akan berkomitmen untuk segera mendevelop gas di blok jumbo tersebut.
"Tentu masyarakat sangat berharap giant block gas ini bisa segera develop maka masuknya Pertamina komitmen kami segera mungkin mendevelop agar gas di dalam perut bumi Masela bisa dimonetisasi dan menghasilkan pendapatan negara dan mengcreate ekonomi nasional," kata Nicke.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kecewa! Perusahaan Ini 'Kabur' dari Proyek Kebanggaan Jokowi
