
RI Kena Kutukan Impor, Ternyata Konsumen Senang Bawang Impor

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia kena 'kutukan' selalu impor bawang putih karena kemampuan produksi rendah. Di sisi lain masyarakat Indonesia juga sudah nyaman dengan bawang putih impor.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebut Kementerian Pertanian (Kementan) mempunyai sebuah mitigasi agar Indonesia tidak kecanduan impor bawang putih. Adapun upaya mitigasinya bisa dilakukan dengan maksimalisasi lahan bawang putih lokal di daerah Sembalun, Lombok Timur.
Namun demikian, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa mengatakan bawang putih hasil produksi daerah Sembalun tersebut merupakan jenis bawang putih yang berukuran kecil, berbeda dengan bawang putih impor yang berukuran besar yang tumbuh baik di iklim subtropis.
"Sebenarnya kata Kementan mereka punya mitigasi, daerah Sembalun bagus. Namun demikian produksinya bawang putih lokal kecil-kecil, tapi rasanya bagus. Nah masyarakat suka yang gede-gede, nah yang gede itu dari impor," ujarnya saat ditemui di Hotel Kartika Chandra Jakarta, Kamis (8/6/2023).
Adapun produksi bawang putih lokal pada tahun 2023 ini, kata dia, hanya sebanyak 23 ribu ton atau 3,5% dari kebutuhan bulanan.
"Produksi bawang putih dalam lokal 2023 hanya 23.000, hanya 3,5% dari kebutuhan bulanan. Itu upaya mitigasi ada di kementan," ujarnya.
Sementara terkait dengan harga bawang putih yang belakangan masih mengalami tren kenaikan, Ketut menilai mungkin akan sedikit sulit untuk harganya bisa turun ke harga normal. Sebab, saat ini harga bawang putih di dalam negeri ikut terkerek naik karena memang harga internasional yang sedang mengalami kenaikan.
"Kalau harga bawang putih di internasional kan sudah pada naik. Harapan pemerintah pasti turun dong karena kita sangat bergantung pada importasi. Karena kita bergantung, otomatis kita bergantung pada harga internasional. Oleh karena itu harganya mungkin agak sulit turun. Mudah-mudahan bisa turun," jelasnya.
Adapun harga perolehannya, kata dia, saat ini berkisar di angka Rp20-30 ribuan per kg. "Landed price nya bisa Rp20-30an ribu di sini. Di sini hampir 30rb skrg, karena kita mendapatkan harga antara Rp35-50 ribu (per kg)," ujarnya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alert! Lebaran Masih Lama, Harga Bawang Putih Terus Terbang