Internasional

Amerika Dalam Bahaya, Kiamat Baru Serang New York-Washington

sef, CNBC Indonesia
09 June 2023 07:40
Kabut berasap dari kebakaran hutan di Kanada mengurangi visibilitas Empire State Building pada 7 Juni 2023 di New York City. New York menduduki puncak daftar kota besar paling tercemar di dunia pada Selasa malam, karena asap dari kebakaran terus menyelimuti Pantai Timur. (David Dee Delgado/Getty Images)
Foto: Kabut berasap dari kebakaran hutan di Kanada mengurangi visibilitas Empire State Building pada 7 Juni 2023 di New York City. (Getty Images/David Dee Delgado)

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) dalam bahaya. Kabut asap tebal menyelimuti sejumlah kota di negara itu, Kamis.

Selasa, laporan menyebut New York ditutup asap tebal akibat kebakaran hutan Kanada yang bergerak ke negara itu. Kemarin, laporan juga datang dari Washington D.C, terkait kabut tidak sehat, yang mendorong banyak warga ibu kota negara itu tidak kelar dan tetap di rumah.

"Lalu lintas lengang dan kereta tidak sepadat biasanya karena banyak perusahaan di kota menyuruh karyawan bekerja dari rumah. Beberapa layanan kota yang tidak penting ditangguhkan, termasuk taman dan rekreasi, pembangunan jalan, dan pengumpulan sampah," muatĀ Reuters, dikutip Jumat (9/6/2023).

"Tim bisbol Washington Nationals membatalkan pertandingan kandangnya, sementara Kebun Binatang Nasional ditutup untuk hari itu. Pemerintahan Biden menunda acara Pride Month, yang diharapkan menjadi perayaan terbesar bagi kaum LGBTQ+ dalam sejarah Gedung Putih," tulis media itu lagi.

Menurut data layanan ramalan swasta AccuWeather, ini adalah kasus terburuk dari asap kebakaran hutan yang menyelimuti AS bagian Timur Laut selama 20 tahun. Layanan cuaca nasional AS juga memberi peringatan ke sejumlah negara bagian lain seperti New England, South Carolina, termasuk juga di bagian barat tengah seperti Midwest, termasuk Ohio, Indiana, dan Michigan.

"Jutaan orang Amerika telah disarankan untuk tinggal di dalam rumah jika memungkinkan untuk menghindari masalah pernapasan dan masalah kesehatan lainnya yang dapat timbul karena tingginya tingkat partikel halus di atmosfer," muat Reuters lagi.

Seorang warga bernama Marvin Binnick juga mengomentari bagaimana dirinya bisa jelas melihat kabut asap dari lantai 12 apartemennya di Washington. "Ini seharusnya hari yang cerah, tapi saya tidakĀ bisa melihat langit atau matahari," ujarnya.

Wali Kota Washington Muriel Bowse juga memotret peringatan kalau kabut asap akan memburuk dan berlanjut hingga Jumat. "Kami mengimbau warga dan pengunjung untuk mengikuti tindakan pencegahan," katanya.

Sebelumnya, New York juga telah menghentikan beberapa kegiatan dalam ruangan dua hari. Sekolah umum dibatalkan dan 1 juta melakukan pembelajaran daring sejak Jumat.

Asap mendorong pejabat penerbangan untuk menghentikan penerbangan masuk ke bandara utama di New York dan Philadelphia dari wilayah Timur Laut Amerika, Atlantik Tengah dan Ohio untuk hari kedua. Semua penerbangan menuju bandara di Newark, New Jersey, bandara utama di wilayah New York, ditunda.

"Kondisi berasap kemungkinan akan bertahan hingga Minggu, ketika sistem badai baru mengubah arah angin," kata ahli meteorologi Layanan Cuaca Nasional Peter Mullinax.

Normal Baru dan Dampak Ekonomi

Sementara itu, para peneliti mengatakan kebakaran hutan akan terjadi lebih sering. Intensitas akan lebih tinggi karena perubahan iklim.

"Pengetahuan publik adalah masalah besar," kata Keith Bein dari Pusat Penelitian Kualitas Udara di University of California, Davis.

"Masyarakat perlu menyadari bahwa ini bukan kejadian satu kali. Kebakaran ini akan menjadi normal baru," ujarnya.

Meski kabut asap mengganggu kehidupan sehari-hari bagi jutaan orang Amerika, dampak ekonomi diyakini cenderung terbatas dan berumur pendek. Hal ini setidaknya dikatakan Kepala U.S. Ekonom di Oxford Economics, Ryan Sweet.

Sementara itu, di Kanada sendiri pemerintah federal memberi Toronto peringkat "berisiko tinggi" berdasarkan kualitas udara pada Kamis sore. Sementara kota-kota lain seperti Ottawa dan Montreal berada pada "berisiko rendah" karena kondisi berasap mereda.

Negara ini mengalami awal musim kebakaran terburuk yang pernah ada, dengan bellman ribu titik api. Ribuan orang juga terpaksa meninggalkan rumah mereka.

AS diketahui telah mengirimkan lebih dari 600 tim pemadam kebakaran ke Kanada untuk membantu negara itu memerangi kobaran api. Presiden Joe Biden, yang menyebut kebakaran hutan sebagai pengingat lain akan bahaya perubahan iklim.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Malapetaka' Baru Ancam Thailand, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular