Internasional

AS Buka-bukaan Tahu Rencana Ukraina Sabotase Pipa Nord Stream

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
07 June 2023 16:00
Foto satelit dari Planet Labs PBC menunjukkan kebocoran gas di lepas pantai pulau Bornholm, Denmark, Senin (26/7/2022). Pipa gas Nord Stream 1 dan 2 yang berada di perairan Denmark mengalami kebocoran dengan gelembung menyebar dari diameter 200 hingga 1.000 meter. Terdeteksi ledakan sebelum jalur pipa yang menghubungkan Rusia dengan negara-negara Eropa itu bocor. (Planet Labs PBC via AP)
Foto: Foto satelit dari Planet Labs PBC menunjukkan kebocoran gas di lepas pantai pulau Bornholm, Denmark, Senin (26/7/2022). Pipa gas Nord Stream 1 dan 2 yang berada di perairan Denmark mengalami kebocoran dengan gelembung menyebar dari diameter 200 hingga 1.000 meter. Terdeteksi ledakan sebelum jalur pipa yang menghubungkan Rusia dengan negara-negara Eropa itu bocor. (Planet Labs PBC via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Presiden Joe Biden menerima laporan intelijen bahwa Ukraina memiliki rencana untuk menyerang pipa Nord Stream tiga bulan sebelum ledakan bawah air menonaktifkan sambungan gas alam dari Rusia ke Jerman.

Menurut laporan yang dikutip Washington Post, sebuah dinas intelijen Eropa mengatakan kepada CIA bahwa militer Ukraina merencanakan serangan menggunakan tim kecil penyelam yang melapor langsung ke panglima angkatan bersenjata Ukraina.

Laporan itu juga mengeklaim tim beranggotakan enam orang tersebut melapor langsung ke Jenderal Valerii Zaluzhnyi, sehingga presiden Volodymyr Zelensky tidak mengetahui tentang operasi tersebut.

Laporan Washington Post didasarkan pada kebocoran dokumen rahasia besar yang dibagikan oleh seorang anggota angkatan bersenjata Amerika Serikat (AS) di platform obrolan Discord.

Laporan tersebut, yang diunggah oleh anggota Garda Nasional Udara Jack Teixeira, pertama kali datang dari badan intelijen Eropa kemudian dibagikan dengan AS dan Jerman, serta dikuatkan oleh pejabat keamanan dari sejumlah negara.

Laporan intelijen yang dibagikan dengan CIA itu disusun pada Juni 2022. Isinya menggambarkan plot yang mirip dengan yang sekarang sedang dipertimbangkan oleh penyelidik Jerman: enam pria yang menggunakan identitas palsu mengarungi perahu kecil ke Laut Baltik dan menggunakan peralatan menyelam termasuk pasokan helium untuk penyelaman yang sangat dalam, menanam bahan peledak yang memutuskan pipa.

Namun, rincian lain berbeda antara laporan intelijen dan versi serangan yang sekarang sedang dipertimbangkan oleh otoritas Jerman. Informasi tersebut bersumber dari individu tak dikenal dari Ukraina.

Masih diperdebatkan siapa yang melakukan serangan terhadap pipa gas alam Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 di Laut Baltik antara Rusia dan Jerman yang terjadi pada September 2022.

Banyak pemerintah Eropa mencurigai Rusia, sementara Vladimir Putin menyalahkan AS dan sekutunya. Yang jelas, Ukraina dengan keras membantah adanya kaitan dengan serangan itu.

AS dan sekutu asing lainnya telah memberi Ukraina senjata dan dukungan lainnya tetapi mengatakan ingin senjata itu digunakan untuk membebaskan wilayah Ukraina dan secara umum memperingatkan terhadap target lain, termasuk infrastruktur sipil.

Tetapi AS secara terbuka menentang proyek Nord Stream 2 yang baru, menekan Jerman untuk menghentikan otorisasi terakhirnya sesaat sebelum Rusia menginvasi Ukraina pada 2022.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Mulai Bongkar Pelaku Bencana 'Kiamat' Gas Eropa, AS?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular