Pertumbuhan Sektor Pelumas Diproyeksi Capai 15% Hingga 2026

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
07 June 2023 11:45
Pertamina Lubricants
Foto: dok Direktur Utama PT Pertamina Lubricants (PTPL), Werry Prayogi

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Pertamina Lubricants (PTPL), Werry Prayogi mengungkapkan proyeksi pertumbuhan bisnis sektor pelumas tanah air dari 2021 sampai 2026 diperkirakan naik sekitar 15% (yoy). Artinya ada pertumbuhan bisnis rata-rata 3% per tahun.

Pertumbuhan ini menurutnya disebabkan oleh kebutuhan pelumas yang selalu berhubungan dengan pertumbuhan kebutuhan produksi, baik produksi industri jasa, maupun industri manufaktur, dan juga pertumbuhan aktivitas manusia di kendaraan bermotor.

"Kalau perekonomian meningkat, otomatis juga kaitannya dengan kebutuhan pertumbuhan pelumas itu sendiri. Karena kendaraan tambah banyak, mobilitas orang tambah tinggi, investasi untuk pabrik, investasi untuk kegiatan tambang, transportasi laut, perkebunan, dan sebagainya," ujarnya kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (7/6/2023).

Meski begitu, Werry menuturkan sektor pelumas sempat mengalami penurunan permintaan pasar ketika pandemi Covid-19 melanda beberapa waktu lalu. Pun begitu, hal tersebut dikatakannya tidak berpengaruh secara signifikan pada bisnis dan perusahaan karena kebutuhan pelumas berbeda seperti kebutuhan BBM.

"Kami kemarin juga mengalami penurunan sedikit mungkin maksimum 5% dari kebutuhan pasar. Tapi pada saat kondisi membaik, kenaikannya juga tidak menggebu-gebu karena tipikal bisnisnya memang seperti itu," jelas Werry.

Di sisi lain, di tengah proyeksi pertumbuhan yang positif, Werry menjelaskan bahwa sektor pelumas menghadapi tantangan disrupsi kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV). Dia mengatakan, kendaraan yang menggunakan listrik akan menghilangkan kebutuhan oli mesin secara signifikan.

Namun, hal ini menurutnya tidak serta merta membuat produsen pelumas dan industri ini 'kiamat', karena beberapa kebutuhan pelumas industri masih tidak dapat digantikan, seperti pelumas untuk kapal, kendaraan berat, hingga industri agrobisnis.

"Buat kami tidak signifikan (berpengaruh), tapi harus diperhitungkan kebutuhan perubahan kebutuhan EV itu. Sementara yang lainnya seiring pertumbuhan ekonomi. Misal orang belanja online, yang tumbuh industri logistik, otomatis peluang (sektor pelumas) juga masih ada. Tidak terlalu menekan, masih ada harapan sampai 2040," tambahnya.

Dukungan pemerintah, lanjutnya, juga sangat dibutuhkan untuk menciptakan iklim yang mendorong pertumbuhan ekonomi tinggi, salah satunya didorongnya masyarakat menggunakan produk lokal.

"Banyak industri mensyaratkan produk supply dengan (Tingkat Komponen Dalam Negeri) TKDN tinggi, alhamdulillah pelumas Pertamina punya TKDN paling tinggi di Indonesia, ini sebagai bukti kami berkontribusi penggunaan produk dalam negeri," pungkasnya.


(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lewat LTC, PTPL Siap Hadapi Tantangan & Perubahan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular