Shell Cabut, Bos Pertamina Akan Beri Kejutan Soal Blok Masela

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Selasa, 06/06/2023 18:45 WIB
Foto: Dimas Ardian/Bloomberg via Getty Images

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) mengungkapkan komitmennya untuk dapat segera terlibat dalam pengelolaan Blok Masela. Salah satunya melalui proses akuisisi hak partisipasi sebesar 35% milik Shell.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan saat ini pihaknya tengah memfinalkan proses peralihan hak partisipasi tersebut dengan Shell. Namun demikian, ia tidak bisa berbicara lebih jauh karena terikat dengan non disclosure agreement/NDA atau perjanjian kerahasiaan.

"Masela kita tandatangan NDA jadi gak boleh dibocorin ini kejutan," ujar Nicke dalam Media Briefing Capaian Kinerja 2022, Selasa (6/6/2023).


Nicke menyadari saat ini masyarakat Indonesia tengah menantikan pengembangan Blok Masela. Oleh sebab itu, perusahaan migas pelat merah ini akan berkomitmen untuk segera mendevelopment gas di blok jumbo tersebut.

"Tentu masyarakat sangat berharap giant block gas ini bisa segera development maka masuknya Pertamina komitmen kami segera mungkin mendevelop agar gas di dalam perut bumi Masela bisa dimonetisasi dan menghasilkan pendapatan negara dan meng-create ekonomi nasional," kata Nicke.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sebelumnya menjelaskan proses jual-beli PI sebesar 35% antara Pertamina dengan Shell sudah ada titik temu. Hal tersebut setelah keduanya cukup alot dalam negosiasi harga.

"Mengenai Blok Masela Insya Allah akhir bulan ini akan sudah kita selesaikan, perjanjian jual alih sahamnya sudah ada titik temu, jadi nanti memang Pertamina Konsorsium yang akan take over," ujar Arifin dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII, Senin (5/6/2023).

Awalnya, Arifin Tasrif cukup dibuat kesal oleh Shell. Pasalnya, pelepasan PI milik Shell ke Pertamina sebesar 35% cukup berbelit.

Kondisi tersebut tentunya berdampak pada rencana pengembangan blok migas yang berlokasi di Perairan Laut Arafuru, Maluku ini. Ia pun berharap agar Shell lebih fleksibel dalam proses pelepasan PI di Blok Masela.

"Harusnya kalau sudah gak mau ya udah saja kan," ungkap Arifin saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (26/5/2023).

Arifin lantas menyebut bahwa Shell cabut dari proyek Blok Masela secara tidak bertanggung jawab. Oleh sebab itu, pemerintah bakal mengevaluasi kembali rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) Blok Masela.

Menurut Arifin apabila Inpex selaku operator dan mitranya yakni Shell tidak melakukan kegiatan sama sekali hingga 2024, maka Blok Masela bisa saja kembali ke negara.

Hal tersebut tercantum dalam rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) yang disepakati antara pemerintah dan operator pada 2019 lalu.

"Kan 5 tahun kalau tidak dilaksanakan apa-apa kita akan tinjau kembali termasuk kemungkinan untuk itu, ini kan sudah berapa tahun 2019-2023 udah 4 tahun makanya kita ingetin aja ini, sekarang ini juga yang merasa dirugikan juga Indonesia," kata dia.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pertamina NRE Akuisisi 20% Saham Perusahaan EBT Filipina