Korea Tagih Janji, Ini Alutsista yang Diborong Prabowo 2023

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Selasa, 06/06/2023 06:40 WIB
Foto: Prabowo Susubianto tanda tangani nota kesepahaman terkait pesawat N219. (Dok. Prabowo Subianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Hanwha Ocean, nama baru galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME), sedang menanti tanda tangan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto atas kepastian pembangunan tiga kapal selam Changbogo Class batch II. Adapun, Indonesia hingga saat ini belum meneken Letter of Credit (L/C).

"Jika itu sudah ditandatangani kami akan segera memulai pengerjaan batch II," Head of Naval Ship Business Management Development Hanwha Ocean, Kevin Kim dalam paparan dialog dengan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), dikutip Selasa (6/6/2023).

Dirinya pun mengaku tidak tahu menahu terkait dengan alasan mengapa Kementerian Pertahanan belum meneken L/C tersebut. Hanwha Ocean mengungkapkan sebelum pandemi Covid-19, hubungan dengan pemerintah Indonesia cukup baik.


"Setelah itu, kalian menghadapi kesulitan keuangan dan kami juga sulit membawa engineer dari Eropa ke Indonesia," paparnya.

Tidak hanya engineer, Hanwha membutuhkan bahan material dari Eropa. Misalnya untuk membuat radar. Dia mengatakan Hanwha membutuhkan waktu hampir satu tahun untuk memesannya dari Eropa dan perusahaan memerlukan lisensi ekspor.

"Jadi kondisinya sangat sulit tetapi kami terus melakukan yang terbaik untuk menjaga relasi yang baik," tegasnya.

Foto: Kapal selam pertama Malaysia buatan Prancis mencapai pangkalan Angkatan Lautnya di Port Klang di pinggiran Kuala Lumpur pada tanggal 3 September 2009. (File Foto - AFP via Getty Images/SAEED KHAN)
Kapal selam pertama Malaysia buatan Prancis mencapai pangkalan Angkatan Lautnya di Port Klang di pinggiran Kuala Lumpur pada tanggal 3 September 2009. Kapal selam diesel-listrik kelas Scorpene pertama Malaysia dinamai menurut perdana menteri pertama negara itu "KD Tunku Abdul Rahman" yang dilantik di Angkatan Laut Malaysia armada pada upacara yang dihadiri oleh Raja Sultan Mizan Zainal Abidin dan Perdana Menteri Najib Razak. (File Foto - SAEED KHAN/AFP via Getty Images)

"Hanwha Ocean menganggap Indonesia sebagai partner bisnis yang baik dan sangat penting. Kami selalu mendukung Indonesia dalam hal pendanaan," sambungnya.

Hanwha Ocean telah menyelesaikan dan menyerahkan pembangunan kapal selam RI batch I. Perusahaan yang dulu bernama Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) ini sebelumnya dikabarkan menghadapi kerugian sekitar 80 miliar won dalam kesepakatan pembangunan kapal selam dengan pemerintah Indonesia.

Perusahaan membeli suku cadang untuk kapal selam tanpa menerima uang muka dari pemerintah Indonesia. Selama lebih dari tiga tahun, pemerintah Indonesia tidak juga memberlakukan kontrak pengadaan tahap kedua kapal selam Changbogo class.

Dilansir dari Business Korea, Politisi dari Korea Selatan, Kang Min-kuk mengatakan pada 18 Agustus 2022 bahwa DSME buru-buru memesan fasilitas kapal selam inti seharga 80 miliar won, meskipun kontrak tidak berlaku. Kang mendukung pernyataannya dengan data dari Bank Pembangunan Korea. Namun, Kim mengungkapkan kabar tersebut adalah rumor belaka.

"Hanya rumor dan walaupun kami berinvestasi sejumlah uang untuk batch II, tetapi ini hanya untuk menjaga agar penyelesaian order rampung tepat waktu karena kami bernegosiasi pada 2018 dengan Indonesia," tegasnya.

Sementara itu dari list alutsista yang mau diborong Prabowo, tidak disebutkan secara detail proyek pengadaan kapal selam Changbogo Class batch II dari Korea. Untuk pengadaan TNI AL, hanya disebutkan Submarine Rescue Vehicle System. Salah satu yang telah disepakati adalah membangun beberapa unit kapal selam jenis Scorpene. Pembangunan kapal selam jenis Scorpene ini dilaksanakan di PAL dan mengoptimalkan kapabilitas SDM PAL dengan asistensi dari Naval Group.  

Berikut Daftar Alutsista yang Diborong Kemhan:

Pengadaan Alat-alat Utama Matra Darat

- Harwat/Overhaul/Upgrade Bell 412
- Rampur Badak Kanon 90mm
- Ran Komando Jabatan Gol V (maung)
- Rampur Anoa (basic)
- Kendaraan satuan operasional: SPM 150 cc, SPM listrik, Rantis 4x4

Pengadaan Alat-alat Utama Matra Laut

- Kapal Offshore Patrol Vessel
- Frigate
- Kapal (KCR) 60
- Refurbishment 41 KRI
- Submarine Rescue Vehicle System
- Kapal Full Combat Mission
- Pesud Fix Wing Angkut atau Cargo sedang.

Pengadaan Alat-alat Utama Matra Udara

- Pesawat Rafale dan dukungannya
- Pesawat A-400M dan dukungannya
- Pesawat Angkut Berat (pesawat C-130J-30 Super Hercules)
- Modernisasi pesawat C-130H/HS
- (A) MRCA / Mirage 2000 (beserta dukungannya)
- Pesawat lift dan dukungannya

Pengadaan peningkatan fasilitas kesehatan TNI, meliputi fasilitas kesehatan TNI AD, TNI AL, dan TNI AU


(wur/wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo Mau Buka Akses Bandara Internasional di Berbagai Kota