
Alarm RI Berbunyi, Kali Ini China Nih!
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasca rebound ekonomi, China kembali menunjukkan kekhawatiran. Aktivitas pabrik China untuk periode Mei ini kembali menyusut lebih cepat dari yang diharapkan.
Biro Statistik Nasional (NBS) pada Rabu (31/6/2023) melaporkan Indeks manajer pembelian manufaktur (PMI) turun ke level terendah lima bulan di 48,8 tercatat turun dari 49,2 pada April. Angka PMI ini juga mematahkan perkiraan kenaikan menjadi 49,4. Angka ini benar-benar di luar ekspektasi.
Hal ini meningkatkan kekhawatiran tentang momentum pertumbuhan China dan sekaligus menjadi alarm bagi Indonesia.
Perekonomian China 25% berasal dari permintaan domestik, sementara sisanya atau 75% berasal dari ekspor, terutama ekspor manufaktur. Adapun, sektor manufaktur di China saat ini tengah mengalami kontraksi.
Ini menjadi lampu kuning bagi ekonomi China sebab manufaktur berkontribusi 33% terhadap pertumbuhan ekonomi China. Perlambatan ekonomi China ini harus diwaspadai oleh Indonesia. Pasalnya, China adalah mitra dagang Indonesia yang utama.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pernah mengingatkan bahwa kontraksi 1% ekonomi China dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,3%-0,6%.
"Apabila mereka melemah 1 persen, pengaruhnya ke Indonesia akan mengalami penurunan 0,3 sampai 0,6 persen," ungkap Sri Mulyani dalam catatan CNBC Indonesia.
Dalam paparan APBN Kita, Sri Mulyani mengungkapkan kekhawatiran akan kinerja ekspor Indonesia yang menunjukkan penurunan.
"Nilai ekspor kita (Indonesia) turun dan itu terlihat minus 29,4% (April)," papar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (5/6/2023).
Dari data BPS, ekspor Indonesia pada Januari hingga April 2023 mencapai US$ 86,4 miliar atau turun 7,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Mantan Menteri Keuangan RI yang juga Ekonom Senior Chatib Basri memastikan pelemahan kinerja ekspor Indonesia tidak akan membuat perekonomian Indonesia anjlok dalam hingga mengalami resesi. Sebab, Chatib Basri menekankan, porsi nilai ekspor terhadap total produk domestik bruto (PDB) Indonesia hanya 25%.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Muncul Tanda-Tanda Ekonomi China Bangkit dari Krisis