
Terungkap! Ukraina Pakai Cara ISIS untuk Usir Rusia

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia dan Ukraina masih terus berlanjut. Meski dengan dinamika peperangan yang lebih kecil, Ukraina dilaporkan menjalankan strategi baru untuk menekan tentara Moskow.
Di balik taktik serangan Ukraina, Kyiv nyatanya menggunakan strategi yang mirip dengan kelompok teroris ISIS. Ini terlihat dari bagaimana Ukraina mengunggah video yang berisi kekejaman untuk menggugah emosi.
Ini serupa dengan ISIS. Kelompok teror itu mendorong video yang canggih dan kadang menampilkan kekerasan sebagai bagian dari kampanye perekrutan yang lebih luas. Mereka juga mendistribusikan rekaman yang menarik secara emosional untuk memangsa identitas target yang lemah.
Bagi Ukraina, motivasi di balik pembuatan video dari adegan medan perang adalah menarik cukup banyak pemirsa secara global untuk memastikan bahwa perjuangan negara melawan Rusia tidak dilupakan. Ini juga untuk membuktikan bahwa dukungan keuangan dan militer Barat untuk Kyiv belum, dan tidak akan, sia-sia.
Menurut salah satu pembuat video asal Ukraina, Constantine Kalinovskyi, Kyiv menggunakan teknologi yang cukup mumpuni pula seperti drone untuk menggambarkan situasi kengerian serangan Rusia.
![]() Serangan rudal Rusia kembali melanda wilayah Ukraina, dengan yang terbaru menghantam sebuah klinik yang ada di kota Dnipro, sebelah timur Ukraina. (AP/State Emergency Service of Ukraine) |
"Ini menunjukkan bahwa Rusia dapat dilawan, mereka bukan negara adidaya. Alasan utama mengapa Ukraina mendapatkan begitu banyak dukungan, menurut pendapat saya, adalah karena tersedianya rekaman ini," kata Kalynovskyi kepada Newsweek dikutip, Jumat, (31/5/2023).
Ukraina nyatanya juga memiliki pasukan khusus pembuat video grafis yang bernama Serigala Putih. Mereka merilis video sepanjang konflik yang menunjukkan bagaimana pasukannya berhasil menghancurkan target Rusia, termasuk tank.
Salah satu klip yang di-tweet oleh dinas keamanan Ukraina, SBU, pada bulan Maret menunjukkan pandangan udara dari kendaraan militer yang meledak setelah dihantam dari atas.
Sean Heuston, seorang profesor propaganda di Military College of South Carolina, mengatakan kepada Newsweek bahwa klip tersebut adalah 'contoh bagus dari gamifikasi video pertempuran dan kualitas yang tumpang tindih antara video game dan rekaman kehidupan nyata' yang terkait dengan teknik video yang digunakan oleh ISIS.
"ISIS menekankan jenis video propaganda yang sayangnya jauh lebih menarik bagi penonton yang lebih muda," pungkasnya.
"Mereka sering menyerupai film aksi dan memprioritaskan konflik dramatis, apakah itu rekaman pertempuran atau pemenggalan di depan kamera. Dengan demikian, mereka lebih cenderung menghasilkan penayangan dan klik," tambahnya.
(emy/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ukraina Gempar! Putin Diam-diam Siapkan 500.000 Wajib Militer