AS Dituding Mata-matai Rusia Lewat Ribuan HP Iphone
Jakarta, CNBC Indonesia - Layanan Keamanan Federal Rusia (FSB) dikabarkan telah menemukan operasi spionase Amerika Serikat (AS). Operasi itu diantaranya menggunakan ribuan iPhone yang menggunakan perangkat lunak pengawasan yang canggih.
Lab Kaspersky yang berbasis di Moskow mengatakan, perangkat karyawannya disusupi dalam operasi tersebut. FSB, penerus utama KGB era Soviet, meencatat setidaknya beberapa ribu perangkat Apple Inc (AAPL.O) telah terinfeksi, termasuk milik pelanggan domestik Rusia serta diplomat asing yang berbasis di Rusia.
"FSB telah mengungkap tindakan intelijen dari layanan khusus Amerika yang menggunakan perangkat seluler Apple," kata FSB dalam sebuah pernyataan dikutip Reuters, Jumat (2/6/2023).
FSB menuding cara tersebut ada kerjasama yang erat antara Apple dan Badan Keamanan Nasional (NSA), badan AS yang bertanggung jawab atas intelijen dan keamanan kriptografi dan komunikasi.
Namun sayangnya FSB tidak memberikan bukti bahwa Apple bekerja sama dengan, atau mengetahui operasi mata-mata tersebut
Dalam sebuah pernyataan, Apple membantah tuduhan tersebut. "Kami tidak pernah bekerja dengan pemerintah mana pun untuk memasukkan backdoor ke produk Apple apa pun dan tidak akan pernah," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
CEO Kaspersky, Eugene Kaspersky mengatakan di Twitter bahwa belasan Iphone karyawannya disusupi dalam operasi tersebut, hal itu digambarkan perusahaannya sebagai serangan dunia maya yang sangat kompleks dan ditargetkan secara profesional, yang menargetkan pekerja di manajemen level atas serta menengah.
Peneliti Kaspersky Igor Kuznetsov juga mengatakan kepada Reuters, pihaknya sendiri telah menemukan lalu lintas yang tidak normal pada jaringan Wi-Fi perusahaan sekitar awal tahun. Dia mengatakan Kaspersky tidak mengedarkan temuannya ke Tim Tanggap Darurat Komputer Rusia hingga Kamis pagi.
Tapi dia tidak dapat mengomentari tuduhan Rusia bahwa AS bertanggung jawab atas peretasan atau bahwa ribuan orang lainnya telah menjadi sasaran. "Sangat sulit untuk mengaitkan apa pun dengan siapa pun," katanya.
(pgr/pgr)