Ini Rencana Jokowi Biar Harta Karun Super Langka RI Kegarap
Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia selama ini nyatanya menyimpan "harta karun" super langka alias Logam Tanah Jarang (LTJ) yang terkandung dalam komoditas mineral seperti nikel maupun timah. Logam tanah jarang yang merupakan produk ikutan dari timah tersebut antara lain berupa monasit, xenotim, dan zirkon.
Agar "harta karun" super langka ini bisa memberikan manfaat optimal untuk negara, maka Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saat ini tengah menyusun strategi untuk mengolah LTJ turunan dari timah tersebut.
Lantas, seperti apa strategi yang disiapkan pemerintah untuk menggarap Logam Tanah Jarang?
Kepala Balai Besar Pengujian Mineral dan Batu Bara ESDM Julian Ambassadur Shiddiq menyebutkan bahwa saat ini pihaknya tengah melakukan pemetaan awal sumber daya dan cadangan awal terkait LTJ yang ada di Indonesia.
Julian mengatakan bahwa nantinya apabila pemetaan tersebut sudah dilakukan, maka pihaknya akan membuka kesempatan lelang Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) untuk daerah yang mengandung LTJ di Indonesia.
"ESDM saat ini masih melakukan pemetaan awal sumber daya dan cadangan awal terkait LTJ yang ada di Indonesia. Apabila proses itu sudah selesai dan kita sudah mendapatkan datanya, baru kita akan melakukan lelang wilayah izin usaha pertambangan," jelas Julian kepada CNBC Indonesia, Senin (29/5/2023).
Setelah itu, lanjut Julian, pihaknya akan menggandeng berbagai badan usaha untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya LTJ tersebut. Baru kemudian, pihaknya akan melanjutkan pada proses hilirisasi LTJ di Indonesia.
"(Nantinya akan) menggandeng badan usaha dalam melakukan eksplorasi dan eksploitasi LTJ. jadi masih lumayan panjang prosesnya sebelum kita masuk ke tahapan hilirisasi," tambahnya.
Adapun, dia juga mengatakan bahwa kebijakan pemerintah sudah jelas, yang mana nantinya sumber daya LTJ yang akan dijual harus memberikan nilai tambah kepada negara dengan tidak lagi menjual mineral mentah.
"Namun demikian, arah kebijakan Pemerintah kita jelas, setiap sumber daya alam yang dijual harus memberikan nilai tambah kepada negara dan tidak lagi menjual tanah air (bahan mentah)," tutupnya.
Sebagai informasi, Mengutip buku "Potensi Logam Tanah Jarang di Indonesia" yang diterbitkan Badan Geologi Kementerian ESDM 2019, logam tanah jarang (LTJ) merupakan salah satu dari mineral strategis dan termasuk "critical mineral" yang terdiri dari kumpulan dari unsur-unsur scandium (Sc), lanthanum (La), cerium (Ce), praseodymium (Pr), neodymium (Nd), promethium (Pm), samarium (Sm), europium (Eu), gadolinium (Gd), terbium (Tb), dysprosium (Dy), holmium (Ho), erbium (Er), thulium (Tm), ytterbium (Yb), lutetium (Lu) dan yttrium (Y).
Keterdapatan LTJ umumnya dijumpai dalam sebaran dengan jumlah yang tidak besar dan menyebar secara terbatas. Seperti halnya thulium (Tm) dan lutetium (Lu), kedua unsur ini merupakan dua unsur yang terkecil kelimpahannya di dalam kerak bumi, tetapi 200 kali lebih banyak dibandingkan kelimpahan emas (Au).
Meskipun demikian, unsur-unsur tersebut sangat sukar untuk ditambang karena konsentrasinya tidak cukup tinggi untuk ditambang secara ekonomis. Ketujuh belas unsur logam ini mempunyai banyak kemiripan sifat dan sering ditemukan bersama-sama dalam satu endapan secara geologi.
Sejumlah mineral yang mengandung LTJ seperti monasit, zirkon, dan xenotim, merupakan mineral ikutan dari mineral utama seperti timah, emas, bauksit, dan laterit nikel.
Tidak hanya itu, ternyata logam tanah jarang juga berpotensi terdapat pada batu bara.
Adapun sumber daya logam tanah jarang dunia terdapat di beberapa tipe endapan. China merupakan penghasil LTJ terbesar di dunia. Pasalnya, China memiliki endapan LTJ dalam bentuk primer berupa produk sampingan dari tambang bijih besi, dan sekunder berupa endapan aluvial dan endapan lateritik. Mineral yang mengandung LTJ utama adalah bastnaesit, monasit, xenotim, zirkon, dan apatit.
Berdasarkan endapan yang terdapat di Bayan Obo, Tiongkok, LTJ dapat terbentuk sebagai proses pergantian batuan karbonat asal sedimenter, namun larutan hidrotermal bisa berasal dari seri batuan intrusi karbonat alkalin, seperti dikutip dari buku karya Drew (1991) dalam "Potensi Logam Tanah Jarang di Indonesia 2019".
Selain China, LTJ juga dijumpai di Amerika Serikat, tepatnya Mountain Pass AS, lalu Olympic Dam di Australia Selatan di mana 1980-an ditemukan cebakan raksasa yang mengandung sejumlah besar unsur-unsur tanah jarang dan uranium. Selain itu, tersebar juga di Rusia, Asia Selatan, Afrika bagian selatan dan Amerika Latin.
(wia)