FOTO
Bikin Merinding! Penampakan 'Pabrik Hantu' di Timur Jakarta
Suasana sepi salah satu bangunan bekas pabrik di kawasan Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP), Jakarta Timur, Jumat (26/5/2023). Pabrik-pabrik industri padat karya di Jakarta sudah banyak eksodus ke daerah untuk mencari upah yang lebih terjangkau. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Eksodusnya pabrik-pabrik industri di Jakarta membuat istilah fenomena 'Pabrik Hantu' mencuat. Untuk di kawasan Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP) terlihat beberapa bangunan pabrik nampak sepi karena sudah tidak beroperasi. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Terdapat juga bangunan bekas pabrik yang terpampang tulisan "Dijual/Disewakan". (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Bahkan ada juga bangunan bekas pabrik yang disegel karena belum melunasi kewajiban pajak daerah. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
"Karena upah tinggi di DKI Jakarta makanya si garmen nggak pindah ke Karawang, kalo pindah ke sana bunuh diri, atau pindah Bekasi. Makanya pindah ke wilayah sana itu untuk mencari keberlangsungan usaha dan ada sektor yang bisa dikembangkan kembali," kata Wakil Ketua Dewan Pimpinan Provinsi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DKI Jakarta Nurjaman kepada CNBC Indonesia. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Sebagai perbandingan, upah minimum provinsi DKI Jakarta tahun 2023 sebesar Rp 4.901.798, sedangkan UMK Karawang sebesar Rp 5.176.179,07. Artinya jika perusahaan Jakarta pindah ke Karawang maka biaya pegawai akan semakin tinggi. Karena itu pilihannya mengarah ke wilayah lain. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
"Kebanyakan relokasi ada yang ke Jateng, Jabar juga ada Majalengka, lalu ke Jepara juga ada karena masih available untuk membayar cost," sebut Nurjaman. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
UMK Majalengka 2023 nyatanya kurang dari setengah UMK Karawang dan UMP Jakarta, yakni di Rp 2.230.380. Sedangkan UMP Jepara lebih tinggi sedikit yakni Rp 2.272.626. Dengan biaya upah satu orang di Jakarta, maka bisa membayar dua orang sekaligus di wilayah seperti Jepara dan Majalengka. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Selain faktor upah ada banyak faktor yang membuat pabrik memilih berbondong-bondong untuk eksodus yakni pajak bangunan, regulasi, dan regulasi. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)








