Pupuk Kaltim Jajaki Pengembangan Teknologi Amonia Hijau

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
26 May 2023 15:10
Pupuk Kalimantan Timur
Foto: dok Pupuk Kalimantan Timur

Jakarta, CNBC Indonesia-PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) bersama sejumlah perusahaan Kanada, yakni Copenhagen Atomics, Topsoe, Alfa Laval, dan Aalborg CSP, menggagas kajian produksi amonia hijau menggunakan energi berbasis thorium.

Thorium merupakan sumber energi hijau yang juga tergolong ekonomis.Di Indonesia, potensi kandungan thorium diperkirakan mencapai 210.000-270.000 ton yang tersimpan di Bangka, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Barat.

Direktur Utama PKT, Rahmad Pribadi mengatakan kerja sama ini sangat positif bagi kemajuan PKT dan juga industri petrokimia Tanah Air.

"PKT selalu membuka diri untuk berkolaborasi dengan banyak pihak yang bisa melahirkan teknologi dan inovasi terbaik. Salah satunya lewat penjajakan amonia hijau sebagai bentuk energi terbarukan ini. PKT melihat, di masa depan grey ammonia atau produk-produk berbahan baku hidrokarbon akan digantikan oleh produk-produk green ammonia," ujar Rahmad dalam keterangan resmi, Jumat (26/5/2023).

Sinergi yang digagas PKT dalam penjajakan produksi amonia hijau ini diawali dari komunikasi antara Rahmad dengan Co-Founder Copenhagen Atomics, Thomas Jam Pederson, pada Juli 2022.

Copenhagen Atomics kemudian menawarkan PKT untuk bergabung dalam kajian bersama mengenai amonia hijau yang sedang dilakukan antara Copenhagen Atomics, Topsoe, dan Alfa Laval.

Sebagai tahap awal, PKT bersama sejumlah pihak menandatangani nota kesepahaman (MoU) secara digital mengenai kajian amonia hijau menggunakan energi berbasis thorium pada Januari 2023. Sebagai bukti keseriusan dan komitmen, seluruh pihak yang terlibat di kerjasama ini pun sepakat untuk kembali menandatangani nota kesepahaman kedua pada 19 Mei 2023 di Copenhagen, Denmark.

Adapun fokus kajian kerja sama ini adalah rancangan pembangunan fasilitas yang memproduksi amonia hijau sebesar 1 juta ton per tahun dengan estimasi investasi senilai USD 4 miliar.

Rahmad mengatakan pengembangan amonia hijau menjanjikan potensi luar biasa. Langkah PKT menjadi salah satu penggagas pengembangan energi terbarukan ini sejalan dengan tujuan perseroan untuk selalu mengedepankan teknologi dan inovasi untuk menghasilkan produk terbaik dan paling efisien tanpa mengesampingkan pentingnya memelihara keberlangsungan lingkungan hidup.

"Tak cuma untuk PKT, kerja sama ini tentunya merupakan kerja sama yang sangat berdampak baik bagi Indonesia dan dunia. Ini sekaligus menjadi bukti nyata komitmen PKT untuk semakin dikenal sebagai pelaku industri petrokimia global," kata Rahmad.

Seperti diketahui, PKT sebagai pelopor transformasi hijau di industri petrokimia selalu berinisiatif memegang teguh prinsip Environmental, Social, Governance (ESG), apalagi dalam menjawab perubahan iklim ke depan. Salah satu aksi nyata PKT mewujudkan upaya transformasi hijau adalah dengan terus mengkaji inovasi berbasis teknologi untuk menggali berbagai kemungkinaan penggunaan energi yang terbarukan, salah satunya amonia hijau.

PKT berupaya mengembangkan teknologi produksi amonia tanpa menggunakan bahan baku hidrokarbon sebagai salah satu upaya dekarbonisasi.

Amonia hijau (green ammonia) adalah amonia yang dihasilkan dari bahan baku non-hidrokarbon dan menggunakan sumber energi non-hidrokarbon (energi hijau). Salah satu proses produksi amonia hijau adalah memacu reaksi hidrogen yang dihasilkan oleh elektrolisis air dengan nitrogen yang diambil dari udara.

Selain ramah lingkungan dan untuk mendukung program net zero emission pemerintah Indonesia pada 2060, PKT melihat potensi pasar amonia hijau sangat tinggi. Nantinya diprediksi konsumen akan semakin banyak yang beralih ke penggunaan energi terbarukan seperti amonia hijau yang dalam proses produksinya tidak menghasilkan emisi CO2.


(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Kunci Pupuk Kaltim Raih Posisi Ke-3 ESG Risk Rating Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular