Internasional

Waspada! Rusia Beri Sinyal 'Bencana Kelaparan' Bumi Mendekat

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Jumat, 26/05/2023 10:20 WIB
Foto: REUTERS/STRINGER

Jakarta, CNBC Indonesia - Tanda-tanda krisis pangan dunia di tengah perang Rusia-Ukraina kembali muncul. Hal ini disebabkan oleh Rusia yang memberi isyarat tidak akan menyetujui pengiriman biji-bijian dari Laut Hitam pada 17 Juli mendatang.

Dalam sebuah pernyataan pers, Kamis (25/5/2023), Rusia menyebut ekspor biji-bijian dari wilayahnya tidak disetujui akan bila tak ada kesepakatan ekspor masa perang yang aman dari tiga pelabuhan Laut Hitam Ukraina.

Selain itu, Moskow juga meminta agar bank pertanian Rusia, yang dikenal sebagai Rosselkhozbank, dikembalikan ke jaringan pembayaran internasional SWIFT untuk memperlancar perdagangan globalnya.


"Jika Rosselkhozbank tidak terhubung dengan SWIFT dan tidak ada kemajuan dalam penerapan masalah 'sistemik' lain yang menghalangi ekspor pertanian kita, maka 'inisiatif Laut Hitam' juga harus mencari alternatif," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam pernyataannya, dikutip Reuters.

Moskow menyarankan ekspor melalui jalan Darat di Eropa sebagai alternatif. Namun, jalur itu lebih mahal untuk Ukraina.

Adapun, Rosselkhozbank terputus dari SWIFT oleh Uni Eropa (UE) pada bulan Juni karena serangan Rusia ke Ukraina. Seorang juru bicara UE mengatakan blok itu tidak mempertimbangkan pemulihan bank-bank Rusia.

Untuk membantu meyakinkan Rusia agar mengizinkan Ukraina melanjutkan ekspor biji-bijian Laut Hitam, pakta tiga tahun juga dibuat Juli lalu di mana PBB juga setuju untuk membantu Moskow melakukan pengiriman makanan dan pupuknya.

"Di bawah pakta tersebut, dan sebagai alternatif untuk mengembalikan Rosselkhozbank ke SWIFT, bank AS JPMorgan Chase & Co telah memproses beberapa pembayaran ekspor biji-bijian Rusia," tutur sumber mengatakan kepada Reuters bulan lalu, seraya menambahkan sudut pandang Rusia yang menganggap ini tidak cocok untuk jangka panjang.

"Perserikatan Bangsa-Bangsa bekerja sama dengan Bank Ekspor-Impor Afrika (Afreximbank) untuk membuat platform guna membantu memproses transaksi ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia ke Afrika," kata pejabat tinggi perdagangan PBB kepada Reuters.

Kesepakatan biji-bijian Laut Hitam juga memungkinkan ekspor amonia yang aman. Namun saluran pipa yang digunakan Rusia untuk memompa hingga 2,5 juta ton amonia setiap tahun untuk diekspor via Pelabuhan Pivdennyi Ukraina belum dimulai kembali.

Sumber pemerintah Ukraina mengatakan kepada Reuters Jumat lalu bahwa Kyiv akan mempertimbangkan untuk mengizinkan amonia Rusia transit wilayahnya untuk ekspor jika kesepakatan biji-bijian Laut Hitam diperluas untuk mencakup lebih banyak pelabuhan Ukraina dan komoditas yang lebih luas.

Ukraina dan Rusia diketahui merupakan salah satu lumbung pangan dunia. Kedua negara yang saling bertempur itu memproduksi biji-bijian seperti gandum dan jagung.

Peperangan keduanya pun telah mengganggu jalur distribusi pangan bagi dunia, utamanya negara-negara seperti Timur Tengah dan Afrika. Pasalnya, wilayah itu cukup bergantung dari pasokan kedua negara.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Mau Damai Dengan Ukraina, Rusia Beri Syarat Penyerahan Wilayah