Bukti Terbaru Dedolarisasi, Rusia-Iran Sepakat 'Buang' Dolar
Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia dan Iran telah mencapai kesepakatan untuk meningkatkan penggunaan mata uang nasional masing-masing dalam penyelesaian transaksi mereka sebagai dorongan menuju momentum dedolarisasi.
Kepala Bank Sentral Rusia Elvira Nabiullina telah mengadakan pertemuan dengan rekannya dari Iran Mohammad Reza Farzin sebagai bagian dari kunjungannya ke Teheran di mana KTT Asian Clearing Union (ACU) berlangsung.
"Saya melakukan pertemuan yang baik dan produktif dengan rekan Rusia saya Elvira Nabiullina," kata Farzin, dikutip dari Russia Today, Kamis (25/5/2023).
"Kami berdua menganjurkan konsensus serius tentang pengembangan hubungan mata uang antara negara [kami], yang menjadi dasar kami menyiapkan peta jalan. Bagian dari rencana operasional ini adalah penggunaan mata uang nasional dalam hubungan bilateral dan penguatan sistem penyelesaian bilateral."
Menurut Bank Sentral Iran, Nabiullina menyoroti perlunya meningkatkan kerja sama antara sektor perbankan dan moneter Iran dan Rusia.
Pekan lalu, bank terbesar kedua Rusia, VTB, membuka cabang di Iran, menjadi bank Rusia pertama yang menawarkan layanan di Republik Islam tersebut.
Pertemuan antara bank sentral datang setelah kunjungan Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak baru-baru ini ke Republik Islam, di mana dia mengatakan kepada media Iran bahwa sekitar 80% transaksi Rusia-Iran saat ini sedang diselesaikan dalam mata uang nasional.
Baru-baru ini, Wakil Menteri Pariwisata Iran, Ali Asghar Shalbafyan, mengumumkan di Russia-Islamic World: KazanForum bahwa Moskow dan Teheran telah menyelesaikan semua perjanjian awal untuk penggunaan kartu pembayaran Mir Rusia, sebuah alternatif dari Visa dan Mastercard.
Adapun, Moskow dan Teheran telah memperkuat hubungan dalam menghadapi sanksi ekonomi Barat. Pada 2022, nilai barang dan jasa yang dipertukarkan antara Rusia dan Iran melonjak 15% dan mencapai US$ 4,6 miliar.
(luc/luc)