Panas Gegara G7, Menteri Pertahanan China-Jepang Mau Ketemuan

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
22 May 2023 21:40
A Chinese paramilitary policeman is silhouetted as he stands guard near Japanese and Chinese national flags decorated near the Tiananmen Gate in Beijing, Friday, Oct. 26, 2018. Japanese Prime Minister Shinzo Abe held a second meeting with his Chinese counterpart Li Keqiang on Friday during the first formal visit to Beijing by a Japanese leader in nearly seven years that heralds warming ties following years of acrimony. (AP Photo/Andy Wong)
Foto: AP/Andy Wong

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan Jepang dan China memanas pasca-Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-49 Kelompok Tujuh (G7). Meski begitu, perwakilan masing-masing negara tetap berencana melakukan pertemuan.

Mengutip sumber tanpa nama, kantor berita Kyodo pada Senin (22/5/2023) melaporkan Beijing dan Tokyo telah membuat pengaturan untuk mengadakan pertemuan antara menteri pertahanan di sela-sela konferensi internasional di Singapura pada Juni mendatang.

Laporan itu muncul setelah deklarasi G7 yang dikeluarkan pada Sabtu (20/5/2023) lalu menekankan soal China dalam isu-isu termasuk Taiwan, senjata nuklir, pemaksaan ekonomi dan pelanggaran hak asasi manusia.

Mereka juga menggarisbawahi ketegangan antara Beijing dan kelompok negara-negara kaya termasuk Amerika Serikat (AS).

Surat kabar pemerintah China, Global Times, bahkan menyebut pertemuan G7 sebagai lokakarya anti-China. Julukan ini muncul sehari setelah Beijing memanggil utusan Jepang dan memarahi Inggris karena pernyataan pada pertemuan tersebut.

Kementerian luar negeri Beijing mengatakan dengan tegas menentang pernyataan G7 dan Minggu malam mengatakan telah memanggil duta besar Jepang untuk China sebagai protes tajam kepada tuan rumah KTT.

Rusia, sekutu dekat China yang juga disebut dalam pernyataan G7 atas perangnya di Ukraina, mengatakan KTT itu adalah 'inkubator' anti-Rusia dan anti-China.

Secara terpisah, Kedutaan Besar China di Inggris mendesak London untuk berhenti memfitnah China.

Desakan muncul setelah Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan Beijing merupakan tantangan terbesar dunia untuk keamanan dan kemakmuran.

Komunike para pemimpin utama G7 menyebutkan China 20 kali, terbanyak dalam beberapa tahun terakhir, dan naik dari 14 penyebutan pada tahun 2022.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bikin Iri! Perusahaan Ini Beri Bonus Akhir Tahun 52 Kali Gaji

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular