Garap Amonia Hijau, Pertamina Investasi Rp 148,8 Triliun

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia

22 May 2023 18:28

Foto: Direktur Perencanaan Strategis & Pengembangan Bisnis Pertamina NRE, Fadli Rahman dalam Green Economic Forum 2023 di Kempinski Hotel, Jakarta pada (22/5/2023) mengusung tema "Drive the Eco-Friendly Green Energy Revolution". (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Power & New Renewable Energy, PT Pertamina Power Indonesia, berencana untuk mengembangkan energi hijau dari sumber panas bumi, yakni amonia hijau atau green ammonia.

Tak tanggung-tanggung, bahkan Pertamina berencana untuk mengekspor amonia hijau tersebut ke Jepang.

Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina Power Indonesia Fadli Rahman mengatakan, pihaknya masih melakukan studi kelayakan (feasibility study/ FS) bersama dengan perusahaan Jepang untuk mengembangkan amonia hijau dan mengekspornya.

Pihaknya memperkirakan investasi yang dibutuhkan mencapai US$ 8 - US$ 10 miliar atau sekitar Rp 148,8 triliun (asumsi kurs Rp 14.882 per US$).

"Sekali lagi ini masih dalam tahap FS gitu ya, tapi estamasi awal bisa mencapai US$ 8 sampai US$ 10 billion, kebutuhan investasinya," ungkap Fadli saat ditemui usai acara Green Economic Forum CNBC Indonesia, Senin (22/5/2023).

Dia mengatakan, uji kelayakan ditargetkan rampung pada tahun 2024. Sedangkan untuk kegiatan ekspornya, Fadli mengatakan kemungkinan akan dilakukan pada tahun 2028-2029 mendatang.

"2028-2029, ini masih lama pengembangannya," imbuhnya.

Fadli mengungkapkan pada tahap awal perusahaan akan memproduksi sekitar 1 juta ton per tahun.

Potensi ekspor ke Jepang ini menurutnya karena perusahaan memproyeksikan bakal adanya lonjakan permintaan amonia hijau di Jepang pada beberapa tahun mendatang.

Dia menyebut, permintaan amonia hijau di Jepang diperkirakan bisa mencapai 30 juta ton per tahun. Oleh karena itu, dia menilai Indonesia harus memanfaatkan potensi ekspor tersebut.

"Masih kecil, mungkin cuma 1 juta ton per tahun. Jadi masih kecil dibandingkan kebutuhan di sana (Jepang). Artinya apa? artinya marketnya akan ada jadi kita akan secure market sedari dini," ucapnya.

Dia mengatakan, potensi ekspor ini akan dilakukan perusahaan melalui kerja sama dengan perusahaan asal Negeri Sakura.