JK: RI Bayar Utang Rp 1.000 T per Tahun, Terbesar Sejak 1945

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
Senin, 22/05/2023 08:45 WIB
Foto: Wakil Presiden Ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla dalam Puncak MILAD KE-21 PKS. (Tangkapan Layar Youtube PKSTV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Utang selalu menjadi momok yang ramai dibicarakan publik. Saat ini, posisi utang pemerintah telah mendekati angka Rp 8.000 triliun.

Data Kementerian Keuangan mencatat utang pemerintah mencapai Rp7.879 Triliun pada Akhir Maret 2023. Angka ini jauh dibandingkan posisi Maret 2022, sebesar Rp 7.052,5 triliun.

Dalam pidato di hari ulang tahun (HUT) ke-21 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Istora Senayan, Jakarta kemarin Sabtu (20/5/2023), Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) mengungkit perihal utang ini.


Persoalan ekonomi di Indonesia mengenai utang, kata JK juga sudah mengakar. Dia bahkan membenarkan utang luar negeri Indonesia yang cukup besar, seperti yang disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada kesempatan yang sama.

"Pak AHY tadi mengatakan utang besar, betul. Setahun bayar utang lebih Rp 1.000 triliun, terbesar dalam sejarah Indonesia sejak merdeka," jelas JK, dikutip Minggu (21/5/2023).

Dia berharap persoalan utang yang sudah membengkak saat ini, bisa terus diselesaikan, agar tidak berdampak pada masalah sosial yang semakin meluas di Indonesia.

"Masalah sosial sekarang sudah mulai berbahaya, ibu-ibu (flexing) pakai tas bagus jadi musuh masyarakat, apalagi pakai tas Hermes, bukan dia yang salah suaminya yang ditawan. Ada anak pakai motor besar jadi musuh masyarakat," ujarnya.

Menurut JK, masalah sosial yang terjadi saat ini menandakan adanya kondisi sosial yang buruk di negeri ini, khususnya pada pemerataan ekonomi.

Pada kesempatan yang sama, AHY mengaku banyak keluhan datang dari masyarakat. Keluhan itu tentang bagaimana anggaran negara yang sudah banyak digelontorkan pemerintah untuk pembangunan proyek-proyek tidak langsung dirasakan oleh masyarakat kecil.

Ditambah, kata AHY utang Indonesia yang terus membengkak lebih dari Rp 7.800 triliun. "Bertambah lebih dari Rp 5.000 triliun sejak delapan tahun yang lalu. Jauh di atas keamanan fiskal negara kita," jelas AHY.

Oleh karena itu, dia mengungkapkan tidak heran jika presiden terpilih mendatang akan dibebankan dengan utang yang menumpuk.

Sebagai catatan, pemerintah tahun ini melakukan pembayaran bunga utang sebesar Rp 426,8 triliun untuk bunga utang dalam negeri dan Rp 14,6 triliun untuk bunga utang luar negeri.

Perhitungan besaran pembayaran bunga utang tahun 2023 secara garis besar meliputi pembayaran bunga atas outstanding utang yang berasal dari akumulasi utang tahun-tahun sebelumnya termasuk utang dalam rangka penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.

Pada periode 2018-2021, realisasi pembayaran bunga utang mencapai Rp 257,95 triliun (2018), sebesar Rp 275,52 triliun (2019), sebesar Rp 314,09 triliun (2020), dan sebesar Rp 343,49 triliun (2021).

Sementara itu, pada 2022, realisasi bunga utang diperkirakan mencapai Rp 403,87 triliun, lebih rendah dari target yang tercatat Rp 405,87 triliun.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bangun Tanggul Laut Raksasa, AHY Butuh Dana Rp123 Triliun