
Ngeri! Korut Mau Luncurkan Satelit Mata-Mata, Siap Awasi AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Korea Utara (Korut) bakal memiliki satelit mata-mata militer pertama. Pemimpin Korut Kim Jong Un sendiri telah memeriksanya dan menyetujui penggunaanya untuk rencana aksi masa depan.
Media pemerintah KCNA pada Rabu (17/5/2023) melaporkan menyebut Kim bertemu dengan Komite Persiapan Peluncuran Satelit Tidak Tetap pada Selasa sebelum melihat satelit.
"Pada Selasa, setelah mengetahui secara rinci pekerjaan komite, (Kim) memeriksa satelit pengintaian militer nomor 1, yang siap memuat setelah menjalani pemeriksaan majelis umum terakhir dan uji lingkungan luar angkasa," kata KCNA yang dikutip Reuters.
Kim sebelumnya menuduh Amerika Serikat dan Korea Selatan (Korsel) meningkatkan "gerakan konfrontatif" terhadap Korut dan mengatakan negaranya akan menggunakan haknya untuk membela diri.
"Kim kemudian menyetujui rencana aksi mendatang dari komite persiapan," tambah KCNA.
Sebulan lalu, Kim mengatakan pembangunan satelit telah selesai dan memberi lampu hijau untuk peluncurannya. Pengembangan satelit pengintaian militer adalah salah satu proyek pertahanan utama yang digariskan oleh Kim pada tahun 2021.
Pada Desember 2022, Korut mengatakan telah melakukan uji coba tahap akhir untuk pengembangan satelit mata-mata, yang katanya akan selesai pada April tahun ini.
Pada saat itu, para ahli di Korsel dengan cepat meragukan hasil tersebut. Mereka mengatakan kualitas gambar hitam-putih yang dirilis oleh Korut, konon diambil dari satelit, buruk.
Pyongyang belum memberikan tanggal peluncuran, meskipun bulan lalu Kim mengatakan satelit akan dikirim pada tanggal yang direncanakan. Korut sebelumnya menyatakan dirinya sebagai kekuatan nuklir yang tidak dapat diubah, yang secara efektif mengakhiri kemungkinan pembicaraan denuklirisasi.
Analis mengatakan ada tumpang tindih teknologi yang signifikan antara pengembangan rudal balistik antarbenua (ICBM) dan kemampuan peluncuran ruang angkasa. Minggu lalu, Pyongyang sempat meluncurkan ICBM berbahan bakar padat baru.
Pyongyang akan berjuang untuk melakukan pengintaian satelit dengan teknologinya sendiri dan tanpa bantuan teknologi tinggi dari Rusia atau China.
"Namun, karena satelit pengintai Korea Utara merupakan faktor penting dalam serangan pre-emptive nuklir, mereka menimbulkan ancaman yang signifikan bagi Korea Selatan," kata Yang Moo-jin, presiden Universitas Studi Korea Utara di Seoul, kepada AFP.
Washington dan Seoul telah meningkatkan kerja sama pertahanan sebagai tanggapan, melakukan latihan militer bersama dengan jet siluman canggih dan aset strategis AS yang terkenal.
Korut memandang latihan semacam itu sebagai latihan untuk invasi dan perang habis-habisan melawan Pyongyang.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kim Jong Un Pecat Pejabat Militer Nomor 2 di Korut, Kenapa?
