
Ngeri! Preman Pengembang Ini Halangi Warga Perbaiki Jalan

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah warga Bojongkoneng, Babakanmadang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat melakukan perbaikan jalan terhadap jalan desa di area tempat tinggalnya. Area jalan ini terlihat masih berbatu, namun warga berupaya agar jalan desa ini bisa dilalui nyaman meski harus menggunakan kocek pribadi.
Salah satu warga yakni Sutrisno Iwantono mengungkapkan bahwa warga tidak masalah harus menggunakan kocek pribadi untuk memperbaiki jalan sejauh 150m dan lebar 3 m. Pasalnya ini merupakan jalan yang digunakan untuk kepentingan umum.
"Ini merupakan jalan desa, keterangan dari sertifikat negara juga jalan desa," katanya di lokasi dikutip Minggu (14/5/23).
Meski bakal mempermudah perpindahan warga, namun ada pihak yang tidak menyukai aksi swadaya tersebut. Pantauan CNBC Indonesia, ada 5 orang menggunakan pakaian preman yang mengaku dari pengembang besar di Sentul datang ke lokasi. Mereka berupaya menyetop proses pembangunan jalan.
"Ini kali kedua ada pihak lain berupaya menyetop pembangunan jalan. Sebelumnya pekerja takut karena diintimidasi preman seperti itu, namun kali ini saya minta surat tugasnya dia gak bisa menunjukkan," kata Iwantono.
Ia mempertanyakan ada upaya mencegah warga untuk urunan memperbaiki jalan. Padahal, warga bukan tengah memperbaiki jalan yang dimiliki oleh developer. Pantauan di aplikasi Sentul Tanahku yang dimiliki Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN, jalan ini merupakan wilayah jalan desa.
Selain itu, sejak beberapa bulan lalu warga pun sudah menyampaikan surat permohonan izin atau pemberitahuan kepada Kepala Desa setempat untuk memperbaiki jalan.
Dalam surat tersebut, warga menyampaikan nomor telepon yang bisa dihubungi jika ada hal yang dibicarakan, termasuk jika memungkinkan adanya bantuan pemberian material atau hal lain.
"Namun kami tidak mendapat feedback apapun, tidak dilarang juga, artinya pembangunan boleh jalan dan gak boleh ada yang melarang," kata Iwantono.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gila! Jalur Pantura Rusak 'Abadi', Duit Negara Abis Rp 6,5 T