Waspada RI! China Lebih 'Bahaya' Ketimbang AS, Ini Buktinya

Rindi Salsabilla Putri, CNBC Indonesia
Sabtu, 13/05/2023 19:45 WIB
Foto: Ilustrasi Mata Uang Yuan dan Dolar AS (REUTERS/Jason Lee)

Jakarta, CNBC Indonesia - Aktivitas perdagangan di China dilaporkan tetap memburuk meskipun pembatasan Covid-19 telah dicabut. Hal ini membuat Indonesia harus bersiaga karena China adalah negara mitra perdagangan utama.

Menurut laporan realisasi data perdagangan yang dirilis China, Negeri Tirai Bambu ini mengalami kontraksi tajam pada April lalu, sementara ekspor naik dengan kecepatan yang lebih lambat. Hal ini menjadi pertanda permintaan impor dari Indonesia berisiko menurun.

Diketahui, impor China mengalami kontraksi atau -7,9 persen pada April 2023. Penurunan ini memperpanjang penurunan yang sudah terjadi sejak Oktober 2022 lalu. Selain itu, Data Bea dan Cukai China juga mencatat ekspor tumbuh 8,5 persen (YoY). Walaupun tumbuh, angkanya berkurang dari 14,8 persen pada Maret lalu.


Foto: Ilustrasi Mata Uang Yuan (REUTERS/Thomas White)
FILE PHOTO: A China yuan note is seen in this illustration photo May 31, 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo

Ekonom dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan tidak ada pertumbuhan impor dan ekspor akan meningkat sebesar 8%. Dengan demikian, aktivitas perdagangan China lebih buruk dibandingkan ekspektasi.

Lantas, bagaimana dampaknya terhadap Indonesia?

Perlu diketahui bahwa China adalah negara mitra perdagangan terbesar bagi Indonesia. Total perdagangan China dan Indonesia menembus US$133,65 miliar pada 2022 atau naik 17,70 persen dibandingkan 2021.

Ekspor Indonesia ke China mencapai US$65,92 miliar, sementara impor dari China mencapai US$67,72 miliar. Ekspor dan impor tersebut merupakan yang tertinggi dalam sejarah.

Pada Januari-Maret 2023, ekspor ke China tercatat US$16,58 miliar atau naik 26,7 persen. Sementara itu, impor tercatat US$15,34 miliar atau turun 3,6 persen. Sepanjang kuartal I-2023, Indonesia masih mencatatkan surplus sebesar US$1,24 miliar terhadap China.

Ekonomi China yang terus memburuk dapat memberikan dampak negatif terhadap Indonesia yang merupakan mitra dagang utama.

Surplus neraca perdagangan Indonesia diperkirakan mengecil pada April 2023. Surplus menyusut karena melandainya aktivitas perdagangan karena libur Lebaran. Surplus juga diproyeksi mengecil karena ada penurunan permintaan dari mitra dagang utama Indonesia. Surplus juga melandai karena harga sejumlah harga komoditas melandai.

Oleh sebab itu, pemerintah harus menyiapkan strategi, salah satunya dengan mencari pasar baru untuk menjual produk Indonesia. Pengalihan tujuan ekspor akan menyasar negara-negara yang ekonominya tetap tumbuh di tengah kondisi sekarang, seperti India, Asia Selatan, Afrika hingga Timur Tengah atau bahkan bisa fokus ke ASEAN.


(wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Inflasi China Kembali Anjlok, Kekhawatiran Deflasi Makin Dalam