
Fenomena Negara-negara Arab Ramai Jadi Ateis, Ini Sebabnya..

Jakarta, CNBC Indonesia - Timur Tengah merupakan pusat serta awal mula perkembangan ajaran Islam. Tak heran jika kawasan dengan penduduk mayoritas Muslim ini tidak dapat dipisahkan dari image Islam.
Namun dalam satu dekade terakhir muncul fenomena menarik terkait agama yang dianut penduduk Arab itu. Fenomena tersebut adalah naiknya penganut ateisme.
Ada beberapa survei yang memaparkan fakta demikian. Pada 2019, dalam survei BBC International terjadi peningkatan persentase penduduk yang tidak beragama di kawasan tersebut, dari awalnya hanya 8% pada 2013 menjadi 13% pada 2019.
Khusus di Arab Saudi, mengutip laporan Saudi Arabia 2021 International Religious Freedom Report (2021), tercatat ada 224 ribu yang memilih tidak beragama, baik ateis atau agnostik.
Lalu mengapa fenomena ini terjadi?
Hannah Wallace dalam artikel berjudul Men without God: The Rise of Atheism in Saudi Arabia (2020) menjelaskan ini tidak terlepas dari sikap politik pemerintah yang menggunakan agama. Hal itu, tulisnya, setidaknya terjadi di Arab Saudi.
Akibatnya, penduduk yang kritis menolak dan menganggapnya politisasi. Semakin mudah mengakses dan berinteraksi dengan kelompok serupa di dunia maya juga mepengaruhi ini.
Kasus di Arab Saudi juga terjadi di Turki. Kepemimpinan Recep Tayyip Erdogan, diklaim menggeser konsep sekulerisme Turki, yang telah diajarkan oleh Mustafa Kemal Ataturk. Beberapa aturan ketat agama diterapkan seperti melarang minuman keras, menyebabkan beberapa kelompok mulai mengaku tak beragama.
Pendapat lain disampaikan oleh Tamer Fouad, koresponden hubungan internasional Guardian. Menurutnya ada dua hal penyebab meningkatnya ateisme di negara Arab.
Pertama, adanya pandangan negatif terhadap agama karena pemberitaan buruk. Mulai dari penghancuran masjid, pembakaran gereja, hingga aksi kekerasan lain atas nama agama.
Kedua, munculnya kegagalan kepemimpinan partai dan tokoh Islam pasca-Arab Spring. Arab Spring atau Musim Semi Arab yang berupaya menghadirkan demokratisasi dan perbaikan ekonomi kenyataannya gagal dilakukan oleh banyak negara yang dipimpin dua pihak tersebut.
Kegagalan negara untuk memperbaiki kualitas kehidupan politik dan ekonomi membuat rakyat kecewa. Akibatnya mereka tidak lagi memilih partai dan tokoh Islam sebagai pemimpin, sekaligus juga memilih untuk tidak lagi hidup dengan agama.
Meski begitu, Brian Whitaker di Al-bab menyebut menjadi orang Arab dan tak beragama sekaligus adalah hal sulit karena sangat berbahaya. Sebab, mereka bisa dikucilkan oleh keluarga, teman, dan lingkungan.
Bahkan bisa juga mendapat hukuman mati dari negara. Jadi, salah satu cara untuk lepas dari bahaya itu adalah dengan menyembunyikan statusnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terungkap! Alasan Munculnya Fenomena Warga Arab Jadi Atheis