Pak Anies Dengar! Ini Lho Tujuan Subsidi Mobil Listrik
Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan pemberian subsidi untuk pembelian unit mobil listrik sangat penting dilakukan di Indonesia. Hal tersebut merespon pernyataan Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan yang menyebut bahwa subsidi mobil listrik kurang tepat.
Fabby menilai pemberian insentif untuk pembelian unit mobil listrik sangat penting untuk membuka atau mengembangkan pasar dari kendaraan listrik itu sendiri. Ini sekaligus bagian dari satu strategi pemerintah untuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri.
"Kita sudah punya kebijakan hilirisasi, tidak boleh ekspor bijih nikel. Nikelnya harus diproduksi di Indonesia dan dari nikel kita sudah tahu diolah di smelter menghasilkan baterai," kata Fabby dalam acara Closing Bell CNBC Indonesia, dikutip Jumat (12/5/2023).
Apalagi, saat ini juga terdapat beberapa perusahaan baterai berskala global yang tengah menanamkan investasinya di Indonesia. Beberapa diantaranya seperti perusahaan dari Korea Selatan dan China.
"Sebenarnya untuk menarik investasi kendaraan di Industri kendaraan listrik yang harus diciptakan adalah demand. Indonesia ini demandnya kecil sekali," kata dia.
Menurut Fabby, dari total penjualan kendaraan roda empat atau mobil pribadi yang jumlahnya mencapai 1 juta unit per tahun, penjualan untuk mobil listrik sejak 2019 tidak lebih dari 25 ribu unit.
"Sejak dikeluarkannya Perpres 55 2019 sampai sekarang gak lebih 25 ribu. Jadi masih sangat kecil. Kalau kita lihat strategi pemerintah yakni menumbuhkan demand," katanya.
Sebelumnya, Anies mengkritik kebijakan pemerintah yang memberikan subsidi untuk pembelian unit kendaraan listrik. Kebijakan tersebut dinilai salah sasaran.
Menurut Anies pembeli mobil listrik rata-rata berasal dari kalangan keluarga mampu. Dengan demikian, pemberian subsidi untuk pembelian mobil listrik dirasa kurang tepat.
"Solusi menghadapi tantangan lingkungan hidup polusi udara bukanlah terletak di dalam subsidi mobil listrik yang pemilik mobil listriknya yang mereka-mereka tidak membutuhkan subsidi. Betul?," kata Anies dalam acara "Deklarasi dan Pengukuhan Amanat Indonesia", Minggu (07/05/2023).
Selain itu, pemberian subsidi mobil listrik dinilai bukan menjadi solusi dalam mengatasi persoalan polusi udara. Anies menyebut emisi karbon yang dihasilkan dari penggunaan mobil listrik pribadi berpotensi lebih besar dibandingkan dengan transportasi umum seperti bus berbahan bakar minyak (BBM).
"Kalau kita hitung apalagi ini contoh ketika sampai kepada mobil listrik emisi karbon mobil listrik per kapita per kilometer sesungguhnya lebih tinggi daripada emisi karbon bus berbahan bakar minyak," kata Anies.
(pgr/pgr)