Internasional

IMF Warning AS, Sebut Bencana Keuangan Global

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Jumat, 12/05/2023 14:05 WIB
Foto: Kristalina Georgieva, IMF (AP/Jens Meyer)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dana Moneter Internasional (IMF) Menyoroti potensi gagal bayar yang menghantui ekonomi terbesar dunia, Amerika Serikat (AS). Pasalnya, parlemen negara itu belum menyepakati usul pemerintah untuk menaikan plafon batas utang.

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Amerika Serikat (AS) Janet Yellen menyuarakan peringatan terkait ancaman gagal bayar yang dapat dialami negara itu pada 1 Juni mendatang. Menurutnya, kegagalan Kongres untuk menaikkan plafon utang sebesar US$ 31,4 triliun dapat memicu 'krisis konstitusional'.

Yellen, ekonom dan analis lain telah berulang kali memperingatkan bahwa default utang AS akan mengakibatkan jutaan kehilangan pekerjaan. Selain itu, situasi ini akan mendorong pembayaran rumah tangga untuk hipotek, pinjaman mobil, dan kartu kredit lebih tinggi.


IMF sendiri mengatakan bahwa kegagalan pembayaran yang dilakukan AS akan dapat memicu dampak serius ekonomi global. Lembaga itu meminta agar semua pihak mau berkompromi untuk segera mengatasi masalah ini.

"Mengenai plafon utang, pertama-tama, penting untuk diperhatikan bahwa diskusi di AS ini berlangsung pada saat yang sangat sulit bagi ekonomi global. Dan penilaian kami adalah akan ada dampak yang sangat serius, tidak hanya untuk AS tetapi juga untuk ekonomi global jika terjadi gagal bayar utang AS," ujar Direktur Komunikasi IMF, Julie Kozack, Kamis, (11/5/2023).

Selain itu, IMF juga menyebut bahwa langkah The Fed untuk menaikan suku bunga dengan cepat telah mengungkap beberapa kerentanan di beberapa bank AS. Mereka juga meminta masalah ini agar diselesaikan lebih lanjut.

"Tetapi sangat penting bagi pembuat kebijakan untuk tetap waspada karena kerentanan yang lebih tersembunyi dapat muncul di lingkungan suku bunga baru yang tinggi ini," tambahnya.

Tidak seperti kebanyakan negara maju lainnya, AS membatasi jumlah yang dapat dipinjam. Karena pemerintah membelanjakan lebih dari yang dibutuhkan, pembuat undang-undang harus menaikkan plafon utang secara berkala.

Namun saat ini, situasi politik di AS sendiri cukup imbang. Saat ini, Presiden Joe Biden merupakan kader Partai Demokrat sementara DPR AS dikuasai oleh rivalnya, Partai Republik.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Iran Bantah Klaim AS Soal Berhasil Hancurkan Pusat Nuklir