Cuma Ambil 35% di Blok Masela, Pertamina Takkan Punya Kendali

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
10 May 2023 14:35
Pengeboran Blok Rokan. (Dok: PT Pertamina Hulu Rokan)
Foto: Pengeboran Blok Rokan. (Dok: PT Pertamina Hulu Rokan)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT (Pertamina) Persero dikabarkan bakal mengakuisisi hak partisipasi (Participating Interest/ PI) Shell di Blok Masela sebesar 35% dalam waktu dekat.

Bahkan, perusahaan migas pelat merah tersebut saat ini dikabarkan tengah melakukan finalisasi pembentukan konsorsium bersama dengan Petronas, BUMN migas asal Malaysia.

Namun, Praktisi Minyak dan Gas Bumi (migas) Hadi Ismoyo menilai masuknya Pertamina ke dalam proyek Blok Masela dinilai kurang menguntungkan. Apalagi, kalau hanya mengambil hak partisipasi sebesar 35%.

Menurut Hadi, Pertamina akan dua kali kerja jika tetap ingin masuk ke dalam pengelolaan Blok Masela. Pasalnya, selain harus memastikan dari sisi technical feasible, perusahaan juga harus memastikan pembeliĀ gas dengan finalisasi perjanjian jual beli gas dengan pihak pembeli.

"Hanya 35%, tidak punya control dalam voting right. Apalagi konsorsium. Namun berbagi risk itu perlu. Kalau tujuannya untuk mengontrol Masela, sulit juga karena voting right minimal 51% atau lebih," kata Hadi kepada CNBC Indonesia, Rabu (10/5/2023).

Hadi menyebut, selama ini pemerintah sudah memberikan banyak kemudahan bagi Inpex selaku pemegang mayoritas hak partisipasi di Blok Masela. Namun demikian, perusahaan asal Jepang itu tak kunjung mengembangkan proyek Masela.

Bahkan, ia menilai selama 10 tahun terakhir ini, belum banyak kegiatan yang berarti di proyek tersebut. Sehingga nilai proyek dari sisi resources tidak banyak berubah.

"Sementara harga sudah plus premium, sedangkan added value blok ini dari insentif Pemerintah. Setelah mendapatkannya dijual ke Pertamina. Secara B2B sah-sah saja. Tapi, bisa menimbulkan celah ketidakpuasan pada rezim yang akan datang. Almost Do Nothing dapat premium," katanya.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya membeberkan bahwa Pertamina bersama salah satu perusahaan minyak dan gas (migas) asal Malaysia yakni Petronas akan masuk pada proyek Blok Masela secara bersamaan.

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengatakan bahwa saat ini proses binding offer oleh Pertamina sudah selesai. Setelah itu dilanjutkan pada proses non binding offer yang mana Pertamina akan bekerja sama dengan Petronas.

"Kan sudah selesai binding offer, nanti melanjut ke non binding offer. Nah yang Pertamina itu sedang bekerja sama dengan Petronas saat ini," ujarnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, dikutip Rabu (5/4/2023).

Dia mengatakan Pertamina bersama dengan Petronas akan mengambil 35% participating interest alias hak partisipasi Blok Masela dari Shell.

"Mereka bareng, untuk ambil 35%. Sekarang sudah ada kesepakatan juga," tambahnya.

Blok Masela ini diperkirakan memiliki potensi produksi 1.600 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) gas atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa) dan gas pipa 150 MMSCFD, serta 35.000 barel minyak per hari.

Proyek ini dikatakan "raksasa" karena diperkirakan akan menelan biaya hingga US$ 19,8 miliar. Pengelola blok ini baik Inpex dan mitranya nantinya akan membangun Kilang Gas Alam Cair (LNG) di darat. Proyek yang semula ditargetkan beroperasi pada 2027 dikabarkan mundur menjadi 2029 karena Inpex tengah mengkaji untuk pemakaian teknologi penangkapan, penyimpanan, dan utilisasi karbon (CCUS).


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina Akui Aset Blok Masela Strategis, Tapi..

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular