Luhut Dorong Habis-habisan Kebijakan RI yang Diserang Anies

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
09 May 2023 16:40
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan meresmikan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang dibangun PT PLN (Persero) di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah pada Sabtu (4/6). SPKLU Fast Charging yang berada di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) ini merupakan SPKLU Green Tourism  Pertama di Pulau Jawa. Green tourism merupakan konsep wisata yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. 
(CNBC Indonesia/Verda Nano Setiawan)
Foto: Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan meresmikan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang dibangun PT PLN (Persero) di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah pada Sabtu (4/6). SPKLU Fast Charging yang berada di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) ini merupakan SPKLU Green Tourism Pertama di Pulau Jawa. Green tourism merupakan konsep wisata yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. (CNBC Indonesia/Verda Nano Setiawan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa dirinya akan terus mendorong percepatan penggunaan kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) di Indonesia, khususnya dengan memberikan subsidi pada pembelian kendaraan listrik tersebut.

Percepatan penggunaan kendaraan listrik, kata Luhu, sebagai upaya Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dan mencapai Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060.

"Kita bikin EV itu saya dorong habis-habisan. Saya kadang-kadang dengan Kementerian Keuangan kita ini inisiatif loh, ini kan carbon emission, ini kan supaya kita secepat mungkin buang bus yang karbon tinggi, tambah sepeda motor, karena itu menyangkut Indonesia," jelas Luhut dalam paparannya pada acara 'Hilirisasi dan Transisi Energi Menuju Indonesia Hebat', Selasa (9/5/2023).

Luhut juga mengatakan bahwa dalam mengeksekusi program kendaraan listrik tersebut, Indonesia bisa mencontoh kesuksesan negara di ASEAN seperti Thailand dan Vietnam. Dengan begitu, dia yakin dengan menjadikan kedua negara tersebut sebagai tolok ukur atau benchmark, maka Indonesia juga bisa seperti negara tersebut.

"Pemerintah komitmen KBLBB ini sudah berjalan, kita lakukan bagus. Kita gampang kok benchmark aja. Supaya kita nggak kalah bersaing dengan Vietnam kalo Vietnam bisa kasih (insentif EV), Thailand bisa kasih, kok kita nggak bisa?," tambah Luhut.

Adapun, Luhut menyebutkan bahwa terkadang Indonesia menyulitkan diri sendiri lantaran melakukan penelitian yang sebelumnya sudah dilakukan oleh negara lain. Contohnya, luhut menjelaskan, teknologi menginjeksi karbon ke dalam bumi, yang mana penelitian tersebut masih perlu dilakukan di Indonesia.

Padahal, dia menilai penelitian tersebut sudah lama dilakukan oleh negara lain, contohnya Norwegia yang sudah mengaplikasikan teknologi tersebut hingga 20 tahun lamanya.

"Kemarin ada rapat carbon emission. Sudah jadi suntik ke bumi itu (karbon), dia bilang, kita teliti lagi saja, saya bilang ngapain teliti-teliti lagi? Kita lihat aja di Norway, mereka sudah lakukan 20 tahun. Kita menghabiskan waktu gitu-gituan. Kita kadang buat diri kita sulit," tandasnya.

Selain itu, bagaikan langit dan bumi, rencana Menko Marves, Luhut berbeda dengan salah satu calon presiden Indonesia 2024 yakni Anies Baswedan.

Seperti yang pernah ramai dibicarakan bahwa Anies mengungkapkan dirinya menilai bahwa subsidi mobil listrik tidak tepat untuk dilakukan lantaran emisi karbon yang dihasilkan justru lebih banyak dibandingkan dengan bus berbahan bakar minyak.

Awalnya, Anies mengatakan bahwa Indonesia memiliki begitu banyak peluang, khususnya dalam lingkungan hidup dan pemerintah harus memastikan sumber daya yang tepat untuk menghadapi tantangan lingkungan hidup.

"Solusi menghadapi tantangan lingkungan hidup, polusi udara bukan lah terletak di dalam subsidi mobil listrik yang pemilik mobil listriknya yang mereka tidak membutuhkan subsidi. betul?" tegas Anies dalam Pidatonya di acara Pengukuhan Amanat Nasional, Minggu (7/5/2023).

Anies menghitung, bahwa subsidi kepada mobil listrik dalam pemakaian mobil pribadi emisi karbon per kapita per kilometer katanya lebih tinggi daripada emisi karbon bus berbahan bakar minyak.

"Emisi per kilometer per kapita untuk mobil listrik dibandingkan dengan bus berbasis BBM. Kenapa itu bisa terjadi, karena bus memuat orang banyak sementara mobil memuat orang sedikit," ungkap Anies.

Ditambah, kata Anies, ketika pengalamannya menjadi Gubernur DKI Jakarta, kendaraan pribadi berbasis listrik tidak menggantikan mobil yang ada di garasinya, maka akan menambah mobil di jalanan.

"Sehingga menambah kemacetan di jalan. Jadi yang didorong ke depan adalah demokratisasi sumber daya bahwa kita mengarahkan agar sumber daya yang dimiliki negara diberikan melalui sektor-sektor yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat banyak bukan semata-mata untuk mendapatkan perhatian dalam percakapan apalagi percakapan media sosial," tandas dia.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anies Disebut Melawan Arus Dunia!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular