Luhut Imbau Pejabat Gak Usah Omongin Politik!
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengimbau agar pejabat pemerintahan tidak turut memanaskan kondisi politik di negeri ini.
Luhut secara gamblang mengingatkan para pejabat agar tidak sibuk dengan omongan politik. Dia menilai, untuk memajukan negara Indonesia dibutuhkan kerja nyata. Hal itu mengingat Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan rumah untuk diselesaikan.
"Jadi Bapak Ibu sekalian, banyak yang mau kita buat, kalau mau manage negara ini untuk ke depannya, saya imbau jangan bicara politik-politik lagi," ungkapnya pada acara Seminar Hilirisasi dan Transisi Energi di Jakarta, Selasa (9/5/2023).
Dia melanjutkan, bahwa jika kerja yang nyata sudah dilakukan, maka artinya bisa membawa diri sendiri menjadi pemimpin hebat. Dengan begitu, Luhut mengimbau agar tidak ada gembar-gembor politik oleh pejabat negara, melainkan hanya fokus dalam mengerjakan kepentingan negara.
"Kau (pejabat) kerjain aja ini. Kau akan menjadi pemimpin hebat," tegasnya.
Seperti diketahui, Indonesia masih memiliki berbagai pekerjaan rumah seperti proyek hilirisasi pada sektor pertambangan, kelautan, hingga pertanian. Sementara, Indonesia sudah dianugerahi sumber daya alam melimpah, mulai dari tambang hingga energi baru terbarukan.
Indonesia merupakan pemilik sumber daya nikel terbesar di dunia. Tak hanya nikel, RI juga memiliki sumber daya bauksit, tembaga, timah, dan lainnya yang bila diolah memiliki nilai tambah tinggi.
Begitu juga dengan sumber EBT, dia menyebut, Indonesia memiliki potensi energi hijau hingga 437 Giga Watt (GW), yang tidak dimiliki negara lain.
"Indonesia itu hebat, kita saja yang tidak tahu kita sakti. Kalau kita lihat slide betapa Indonesia kaya ini, kita sepakat betapa Indonesia kaya ini, kita punya nikel terbesar, kita punya tin (timah), kita punya bauksit, punya copper, tadi juga apa namanya seaweed yang luar biasa.. Kemudian kita punya potensial green energy 437 GW yang tidak banyak negara punya seperti ini," paparnya.
Dia pun mengaku bahwa dirinya merasa sedih bila banyak orang berbicara politis.
"Ini sangat banyak semua ngomong politis saya kadang sedih, saya pernah ngalamin politik bagaimana terjun politik, relakan prajurit saya, malam masih bicara besok chek out ditembak. Saya masih bisa lolos dari situ saya alami ini bahwa kalau belum waktunya ya belum waktunya," tuturnya.
"Kalau tadi ini semua kita ini kalau pemerintah nanya ini gak akan selesai di tahun 2040, jadi siapa pun presiden yang akan datang, lu kerjain ini aja, gak usah banyak omong," pungkasnya.
(wia)