BMKG Sudah Peringatkan, Ini Efek Ngeri Kemarau Ekstrem di RI

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
08 May 2023 15:55
Ilustrasi tebu. (Pixabay)
Foto: Ilustrasi tebu. (Pixabay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Produksi gula nasional diprediksi bakal terkena dampak fenomena El Nino, yang akan memicu kekeringan ekstrem. Kekeringan ini diprediksi bakal menghambat pertumbuhan tanaman tebu yang saat ini masih, berumur di bawah 6 bulan.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau di Indonesia tahun ini akan tiba lebih awal dari sebelumnya. Di mana, penurunan curah hujan selama musim kemarau diprediksi akan normal hingga lebih kering dibandingkan biasanya.

Adapun puncak Musim Kemarau 2023 diprediksikan terjadi di Agustus 2023. BMKG sendiri sudah memperingatkan, potensi musim kemarau lebih kering dibanding biasanya.

"El Nino bisa menekan produktivitas tanaman tebu yang masih mudah, yang di bawah 6 bulan. Produktivitasnya terhambat," kata Ketua Umum Ikatan Ahli Gula (Ikagi) Aris Toharisman kepada CNBC Indonesia, Senin (8/5/2023).

"Efeknya bisa ke produksi gula nasional tahun ini dan tahun depan. Kan musim giling sampai Oktober," katanya.

Namun, imbuh dia, EL Nino di satu sisi bisa membantu produksi gula tahun ini.

"Rendemen akan naik sekitar 1%, tahun ini bisa 7,5-8%. Produksi tebu bisa 36 juta ton. Estimasi saya, produksi gula tahun ini naik ke 2,55 juta ton. Itu maksimal," katanya.

Proyeksi tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan ekspektasi pemerintah yang mencapai 2,6 juta ton gula tahun ini.

"Karena sebenarnya luas lahan tebu kita itu nggak banyak nambahnya. Saat ini luas lahan tebu nasional sekitar 470 ribu ha. Jadi dampak penambahan luas lahan ke produksi itu sedikit, yang paling berperan itu rendemen yang naik," jelas dia.

"El Nino ini di satu sisi bagus menaikkan rendemen. Tapi, jangan terlalu panjang karena bisa juga mengganggu produksi gula nasional. Terutama tanaman tebu yang masih muda, yang umurnya di bawah 6 bulan. Produktivitasnya bisa terganggu jika terlalu kering," pungkas Aris.

Sementara itu, Badan Pangan Nasional memproyeksikan, impor gula tahu ini bakal turun hingga tak sampai 1 juta ton. Dengan espektasi konsumsi gula nasional tahun ini 3,4 juta ton (gula konsumsi), dan produksi diharapkan mencapai 2,6 juta ton.

Sebelumnya, organisasi pangan dan pertanian dunia, Food and Agriculture Organization (FAO) pun sudah memperingatkan ancaman risiko kekeringan ekstrem akibat El Nino di wilayah-wilayah Afrika bagian Selatan, Amerika Tengah, serta Asia Timur Jauh termasuk Indonesia.

FAO merilis laporan yang memuat rekomendasi bagi negara-negara anggota dan mitra agar mengantisipasi ancaman yang muncul. Secara umum, pemetaan hasil laporan FAO menunjukkan, seluruh wilayah Indonesia pada periode Juni-Januari bakal mengalami kekeringan akibat El Nino.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Suhu Panas Mendidih, Produksi Gula RI Bisa Kena Petaka?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular