Fenomena Rusia 'Invasi' Bali, Ancaman Deportasi Menanti

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Jumat, 05/05/2023 14:35 WIB
Foto: Cover Topik/ Geng Rusia 'Invasi' Bali/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Gelombang turis Rusia ke Bali kian meresahkan warga lokal dan pelaku pariwisata, termasuk pengusaha hotel. Pasalnya, banyak turis dari negara yang dipimpin Vladimir Putin itu justru mengambil lahan bisnis dari masyarakat asli Bali. Parahnya, sebagian besar dari mereka menggunakan visa turis.

Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Rai Suryawijaya menyebutkan, sudah ada beberapa upaya untuk mengontrol para turis itu tidak bertindak semena-mena. Koordinasi dengan petugas keamanan dan pihak berwenang menjadi salah satu cara.

"Betul tapi mereka praktik ilegal, kuncinya kami kerja sama dengan pemerintah Bali, aparat keamanan, Kepolisian, Imigrasi, Satpol PP dan asosiasi pariwisata dengan pak Gubernur sudah bentuk tim terpadu satgas gabungan," katanya kepada CNBC Indonesia, Jumat (5/5/2023).


"Inilah yang bertugas untuk menertibkan atau melakukan bilamana perlu, tindakan deportasi, menyalahi Keimigrasian, kalau sudah kriminal, tindakan hukum yang kita lakukan," ujar Rai.

Belakangan tindakan tegas itu membuat sebagian turis Rusia jera untuk berbuat ulah.

Dari banyak yang berlaku ugal-ugalan, lambat waktu jumlahnya bisa semakin menurun. Rai menegaskan bahwa tindakan tegas ini harus berlangsung terus menerus agar ada efek jera.

"Kelihatannya iya ada (perbaikan). Ketika kita tindak puluhan orang lebih mereka ada rasa efek jera, mereka ada komoditas grup jadi bilang ketika ada tindakan tegas, sehingga mereka hati-hati sekarang tapi aparat jangan sekarang aja. Kita harus konsisten untuk melakukan itu," sebut Rai Suryawijaya.

Hal ini perlu menjadi perhatian besar dari waktu ke waktu. Pasalnya turis Rusia mengalami peningkatan signifikan sejak akhir 2022.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, pada September 2022 wisatawan Rusia yang datang ke Bali sebanyak 3.931 kunjungan, sebulan berselang datang lagi sebanyak 9436 kunjungan atau melesat 140%.

Setelahnya terus terjadi peningkatan hingga puncaknya pada Januari 2023 tercatat sebanyak 22.104 kunjungan, menjadi wisatawan kedua terbanyak setelah Australia.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Nasib Bisnis Pariwisata Hadapi Masalah Infrastruktur-Efisiensi