Kawasan Menteng Vs Pondok Indah, Lebih Elite Mana?
Jakarta, CNBC Indonesia - Tak hanya Menteng, Pondok Indah juga menjadi suatu wilayah di Jakarta yang digadang-gadang memiliki harga tanah selangit. Namun jika dibandingkan, kira-kira wilayah mana yang harga pasarnya masih lebih tinggi?
Ketua Umum Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) Lukas Bong mengungkapkan bahwa harga jual/beli tanah di kawasan Menteng cenderung masih lebih tinggi dan stabil dibandingkan dengan harga jual/beli tanah di kawasan Pondok Indah.
"Kalau kita lihat memang Menteng itu kan punya eksklusifitas yang lebih tinggi dibanding Pondok Indah. Untuk yang Pondok Indah yang eksklusifnya memang yang di kawasan golf. Tapi kalau kita lihat harga memang Menteng itu punya harga yang cenderung lebih stabil, dan lebih tinggi," ungkap Lukas Bong kepada CNBC Indonesia, Jumat (5/5/2023).
Sementara untuk perbandingan harga dari wilayah tersebut, menurut Lukas, perbandingannya bisa dikatakan berbeda tipis, tergantung dari lokasinya.
"Tapi kalau kita bicara, kalau di daerah Pondok Indah itu kita masih dapat tanah di harga Rp 40-50 juta per meter, tetapi kalau di kawasan Menteng agak sulit untuk mendapatkan tanah di harga tersebut," terangnya.
Selain itu, menurut Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Realestat Indonesia (REI) DKI Jakarta Arvin. F. Iskandar, harga tanah di Menteng yang lebih tinggi juga dipengaruhi faktor bahwa Menteng merupakan kawasan elit yang lokasinya tepat berada di pusat kota, sedangkan Pondok Indah merupakan kawasan elit baru yang lokasinya di Selatan Jakarta.
"Menteng merupakan kawasan elit lokasinya pun di pusat kota. Sedangkan Pondok Indah merupakan kawasan baru yang lokasi di Selatan Jakarta," ujar Arvin.
Kawasan elite Menteng menjadi perbincangan setelah disebut sebagai kawasan elite dengan harga tanah tertinggi di Indonesia. Ini menyebabkan harga properti di Menteng sangat fantastis. Bahkan harganya terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
"Harga properti di Menteng 2010 itu 20 juta/meter persegi, sekarang Rp 100 juta, berarti naik 5 kali lipat dalam 13 tahun. Singapura dari 10 tahun lalu sampai sekarang harganya sama aja segitu, kan sudah mentok. Kalau Indonesia gimana stagnan? Orang pertumbuhan 5% terus-terusan," ungkap pemilik PT Panangian Simanungkalit & Associates, Panangian Simanungkalit.
(wur)