Tahun Depan, Kapasitas Pabrik Lama Freeport Juga Ikut Naik

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Jumat, 05/05/2023 14:45 WIB
Foto: Menteri ESDM meninjau smelter tembaga PT Smelting di Gresik, Jawa Timur. (CNBC Indonesia/Firda Dwi Muliawati)

Gresik, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meninjau langsung progres pembangunan proyek penambahan kapasitas pengolahan dan pemurnian (smelter) bijih tembaga pada smelter existing atau yang telah beroperasi, yakni PT Smelting.

Smelter milik PT Freeport Indonesia bersama Mitsubishi Materials Corporation (MMC) ini telah beroperasi hampir 30 tahun karena dibangun sejak 1996 lalu.

Dalam kunjungannya ke PT Smelting di Gresik, Jawa Timur tersebut, Arifin menyebut bahwa progres pembangunan smelter untuk penambahan kapasitas sebesar 300 ribu ton tembaga ini sudah bagus dan diperkirakan bisa mulai dioperasikan pada Januari 2024 mendatang.


Adapun kapasitas pengolahan konsentrat tembaga PT Smelting saat ini sebesar 1 juta ton per tahun. Dengan adanya tambahan kapasitas sebesar 30% ini, maka pada 2024 kapasitas pengolahan konsentrat tembaga PT Smelting bertambah menjadi 1,3 juta ton per tahun.

"Ya (progres) bagus, dia Januari udah full produksi bertambah 300 ribu ton," jelas Arifin saat berbincang dengan media, di Gresik, Jawa Timur, dikutip Jumat (5/5/2023).

Arifin menyatakan penambahan kapasitas smelter tersebut diperkirakan memakan biaya hingga US$ 250 juta atau setara Rp 3,6 triliun (asumsi kurs Rp 14.663 per US$).

"Sudah siap, bukan uji coba lagi, jalan, simpel cuma duit US$ 250 juta," tambahnya.

Sampai April 2023 lalu, progres penambahan kapasitas PT Smelting sudah mencapai 83,2%. PT Smelting menargetkan total progres sudah selesai pada November 2023 mendatang.

Seperti diketahui, penambahan kapasitas smelter PT Smelting tersebut dilakukan menyusul target penambahan kapasitas pengolahan konsentrat tembaga oleh PT Freeport hingga 2 juta ton per tahun, termasuk 1,7 juta ton dari proyek smelter baru di Manyar, Gresik, Jawa Timur. Proyek smelter tembaga baru Freeport di Manyar ini juga ditargetkan beroperasi pada Mei 2024 mendatang.

Adapun kepemilikan saham PTFI di PT Smelting saat ini baru sebesar 40%. Namun demikian, perusahaan berencana untuk menambah kepemilikan saham menjadi 65%. Dalam laporan PT Smelting, nantinya setelah rasio utang terhadap modal selesai, PTFI akan menguasai 65% saham PT Smelting, dan sisanya, sebesar 35% dimiliki oleh Mitsubishi.

Penambahan saham ini karena PT Smelting kini juga dalam proses ekspansi atau peningkatan kapasitas.

"Setelah debt equity swap, rasio kepemilikan saham akan berubah, PTFI menjadi mayoritas, 65% dan MMC menjadi 35%," tulis laporan perusahaan PT Smelting.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bahlil Ingatkan Indonesia Jangan Kena Kutukan Sumber Daya Alam