Internasional

Kisah Hotel Terapung Haegumgang, Berakhir Tragis di Korut

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
05 May 2023 11:21
Hotel terapung (Peter Charlesworth/LightRocket via Getty Images)
Foto: Hotel terapung (Peter Charlesworth/LightRocket via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Hotel terapung bernama Haegumgang pernah menjadi resor bintang lima eksklusif di atas Great Barrier Reef Australia. Bahkan hotel ini pernah menjadi simbol perdamaian antara Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut).

Namun, pada 2022, pemimpin Kim Jong Un mengambil keputusan untuk menghancurkan hotel terapung pertama di dunia. Hal ini dilakukan setelah hotel bertahun-tahun terbengkalai di pelabuhan Korut, sekitar 20 menit berkendara dari Zona Demiliterisasi, area terlarang yang memisahkan kedua Korea.

Penghancuran itu adalah perhentian terakhir setelah hotel melalukan perjalanan 10.000 mil yang dimulai lebih dari 30 tahun silam. Hotel glamor yang penuh santapan lezat itu pun berakhir dengan sebuah tragedi.

Berikut kisah kejayaan hingga hancurnya hotel tersebut, mengutip CNN International.

Bermalam di Great Barrier Reef

Hotel terapung terbentuk atas gagasan dari Doug Tarca, seorang penyelam profesional kelahiran Italia dan pengusaha yang tinggal di Townsville, di pantai timur laut Queensland, Australia.

Pada tahun 1983, Tarca memulai sebuah perusahaan, Reef Link, untuk mengangkut para pelancong harian melalui katamaran dari Townsville ke formasi terumbu karang di lepas pantai. Hal ini kemudian memunculkan ide hotel terapung agar orang dapat menikmati malam di Great Barrier Reef.

Awalnya, Tarca berpikir untuk menambatkan kapal pesiar tua secara permanen ke karang, tetapi menyadari akan lebih murah dan ramah lingkungan untuk merancang dan membangun hotel terapung khusus. Konstruksi dimulai pada tahun 1986 di galangan kapal Bethlehem Singapura, anak perusahaan dari perusahaan baja besar Amerika Serikat (AS), yang sekarang sudah tidak beroperasi.

Hotel ini menelan biaya sekitar US$ 45 juta yang setara dengan US$ 100 juta saat ini. Hotel diangkut dengan kapal angkat berat ke John Brewer Reef, lokasi yang dipilihnya di dalam Taman Laut Great Barrier Reef.

Hotel itu dijangkarkan ke dasar laut dengan tujuh jangkar besar, diposisikan sedemikian rupa sehingga tidak merusak terumbu karang. Tidak ada limbah yang dipompa ke laut, air disirkulasi ulang dan semua sampah dibawa ke lokasi di daratan, agak membatasi dampak lingkungan dari struktur tersebut.

Diresmikan dengan nama Seasons Barrier Reef Resort, hotel tersebut mulai beroperasi pada tanggal 9 Maret 1988.

Robert de Jong, seorang kurator di Townsville Maritime Museum, mengatakan itu adalah hotel bintang lima dan tidak murah.

"Hotel itu memiliki 176 kamar dan dapat menampung 350 tamu. Ada klub malam, dua restoran, laboratorium penelitian, perpustakaan, dan toko tempat Anda bisa membeli peralatan selam. Bahkan ada lapangan tenis, meskipun menurut saya sebagian besar bola tenis mungkin berakhir di Pasifik," jelas de Jong.

Botol Wiski

Sayangnya, ada banyak kekurangan dalam hotel terapung tersebut. Cuaca buruk membuat hotel tersebut tidak stabil.

Menariknya, staf hotel menyebut lantai paling atas hotel terapung adalah lokasi yang paling tidak diinginkan karena paling sering berayun. Menurut de Jong, staf menggunakan botol wiski kosong yang digantung di langit-langit untuk mengukur kekasaran laut: ketika mulai bergoyang di luar kendali, mereka tahu banyak tamu akan mabuk laut.

Masalah lain adalah topan menghantam struktur hanya satu minggu sebelum pembukaan, merusak kolam air tawar yang merupakan bagian dari kompleks. Tempat pembuangan amunisi Perang Dunia II ditemukan dua mil dari hotel, membuat takut beberapa pelanggan. Dan tidak banyak yang bisa dilakukan selain menyelam atau snorkeling.

Setelah hanya satu tahun, Four Seasons Barrier Reef Resort menjadi terlalu mahal untuk dijalankan, dan ditutup tanpa pernah mencapai hunian penuh.

"Hotel itu menghilang dengan sangat diam-diam," kata de Jong, "Dan itu dijual ke sebuah perusahaan di Kota Ho Chi Minh di Vietnam, yang ingin menarik wisatawan."

Dari Vietnam hingga Korut

Pada 1989 hotel terapung memulai perjalanan keduanya, kali ini 3.400 mil ke utara. Berganti nama menjadi Hotel Saigon, tetapi lebih dikenal sebagai "The Floater" dan tetap tertambat di Sungai Saigon selama hampir satu dekade.

Namun, pada 1998, The Floater kehabisan tenaga secara finansial dan ditutup. Tapi alih-alih dibongkar, ia menemukan kehidupan baru yang aneh: dibeli oleh Korut untuk menarik wisatawan ke Gunung Kumgang, daerah indah di dekat perbatasan dengan Korsel

Setelah menempuh perjalanan sejauh 2.800 mil, hotel terapung ini siap untuk petualangan ketiganya, dengan nama baru Hotel Haegumgang. Dibuka pada Oktober 2000 dan dikelola oleh perusahaan Korea Selatan, Hyundai Asan, yang juga mengoperasikan fasilitas lain di area tersebut dan menawarkan paket untuk turis Korsel.

Selama bertahun-tahun, kawasan Gunung Kumgang menarik lebih dari 2 juta wisatawan, menurut juru bicara Hyundai Asan, Park Sung-uk.

"Selain itu, Tur Gunung Kumgang meningkatkan rekonsiliasi antar-Korea dan berfungsi sebagai titik penting untuk pertukaran antar-Korea, sebagai pusat reuni keluarga yang terpisah untuk menyembuhkan kesedihan dari perpecahan nasional," katanya.

Berakhir karena Tragedi

Pada 2008, seorang tentara Korut menembak dan membunuh seorang wanita Korsel berusia 53 tahun yang berkeliaran di luar batas kawasan wisata Gunung Kumgang dan masuk ke zona militer. Akibatnya, Hyundai Asan menangguhkan semua tur, dan Hotel Haegumgang ditutup bersama dengan yang lainnya.

Tidak jelas apakah hotel tersebut telah beroperasi sejak saat itu, tetapi yang pasti bukan untuk turis dari Korsel.

"Informasinya samar, tapi saya yakin hotel itu hanya beroperasi untuk anggota partai yang berkuasa di Korea Utara," kata de Jong.

Pada 2019, pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un mengunjungi kawasan wisata Gunung Kumgang dan mengkritik banyak fasilitas, termasuk Hotel Haegumgang. Karena buruk, Kim memerintahkan penghancuran banyak dari fasilitas tersebut sebagai bagian dari rencana untuk mendesain ulang area menjadi gaya yang lebih sesuai dengan budaya Korut.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Resolusi 2024 Korut: Kim Jong Un Mau Musnahkan Korsel & AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular