Harga Tanah di Menteng Naik Gila-gilaan, Ini Alasannya

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Jumat, 05/05/2023 12:00 WIB
Foto: Rumah di lelang di Jl.Cut Nyak Dien No.4, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat (Tangkapan Layar via lelang.go.id)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sudah menjadi rahasia umum kalau harga tanah di Menteng sangat tinggi. Harga tanah per meternya di kawasan Menteng digadang-gadang menjadi yang tertinggi di wilayah Jakarta.

Ketua Umum Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) Lukas Bong mengungkapkan alasan dari tingginya harga tanah di kawasan Menteng.

"Harga tanah di Menteng kan karena faktor strategis dan faktor historis (sejarah). Menteng kan (sudah terkenal) sebagai kawasan elite dan gak semua orang bisa punya tempat di situ, punya duit juga belum tentu bisa beli. Dan rumah di situ kan juga memang dekat dengan kawasan bisnis, pusat pemerintahan, dan lain sebagainya. Nah itu yang membuat Menteng itu unik sebenarnya," kata Lukas Bong kepada CNBC Indonesia, Jumat (5/5/2023).


Dari faktor historis, Lukas menjelaskan, kawasan Menteng memang sudah dijadikan sebagai kawasan elite sejak zaman kolonial Belanda sehingga sudah pasti dari mulai dari infrastruktur hingga tata ruangnya dibuat senyaman mungkin.

"Karena kita tahu landscape maupun infrastruktur itu kan dibangun dari zaman kolonial dulu kan, itu kan daerah elitenya dari zaman kolonial, jadi memang sudah pasti wilayah Menteng lebih asri dan nyaman (untuk ditinggali)," ujarnya.

Foto: Rumah di lelang di Jl.Cut Nyak Dien No.4, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat (Tangkapan Layar via lelang.go.id)
Rumah di lelang di Jl.Cut Nyak Dien No.4, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat (Tangkapan Layar via lelang.go.id)

"(Menteng) itu kawasan tua di mana pohon-pohon juga rindang, dan sekarang apalagi dengan adanya proteksi pemerintah bahwa kawasan tersebut kan ada merupakan heritage, kawasan yang dilindungi untuk cagar budaya. Jadi ada rumah yang orang bisa beli tapi gak bisa dirubah, atau ada rumah yang bisa dibeli tapi tampak luar harus sama belakang boleh direnovasi. Ada faktor itu juga," terang dia.

Selain dari faktor historis, yang di mana Menteng sudah menjadi kawasan elite sejak dari zaman dahulu. Namun demikian, supply di kawasan tersebut sangatlah terbatas, dan tidak semua orang ingin melepas rumah yang sudah mereka miliki di kawasan itu, karena faktor prestise.

"Sedangkan supply di situ kan sangat-sangat terbatas, dan tidak semua orang itu mau lepas rumahnya karena faktor prestise itu. Tapi kalau kita lihat pada masa-masa pandemi kemarin itu sudah mulai ada beberapa yang lepas, karena ya.. mungkin faktor kebutuhan akan dana," kata dia.

Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Realestat Indonesia (REI) DKI Jakarta Arvin. F. Iskandar menerangkan bahwa Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) di kawasan Menteng selalu naik yang cukup signifikan setiap tahunnya, sehingga hal itu yang membuat harga jual pun mengalami kenaikan.

"PBB NJOP untuk kawasan Menteng naik tiap tahun cukup signifikan, sehingga harga jual pun naik," ujar Arvin.

Selain itu, dengan banyak ditemukannya rumah mewah nan megah yang kosong terbengkalai di kawasan Menteng, menurut Lukas, sang pemilik tidak akan merugi akan hal itu. Sebab, nilai perolehannya saat dia membeli dengan nilai market saat ini jauh lebih rendah, sehingga kalau dihitung dibandingkan biaya yang mesti dikeluarin lagi seperti biaya maintenance, service charge lingkungan, dan lain sebagainya, biaya tersebut masih jauh lebih rendah dibanding margin yang dia peroleh.

"Kalau dibilang rugi sih otomatis gak mungkin rugi ya, karena dulu mungkin nilai perolehannya jauh lebih rendah lagi dari nilai market sekarang. Jadi gak ada istilah rugi kalau punya investasi di Menteng," ujarnya.

Adapun alasan kenapa rumah-rumah mewah yang berada di kawasan Menteng itu ditinggal pemiliknya, menurut Arvin, karena kawasan Menteng banyak dimiliki oleh pengusaha kaya lama dan pejabat, dan alasan kosongnya karena legalitas warisan maupun generasi pemilik saat ini dari segi faktor keuangannya tidak lagi mampu menempati kawasan tersebut.

"Kawasan Menteng banyak dimiliki oleh pengusaha kaya lama dan pejabat. Kenapa saat ini banyak kosong, karena legalitas warisan maupun generasi pemilik saat ini karena faktor keuangan tidak lagi menempati," terangnya.

Kawasan elite Menteng menjadi perbincangan setelah disebut sebagai kawasan elite dengan harga tanah tertinggi di Indonesia. Ini menyebabkan harga properti di Menteng sangat fantastis. Bahkan harganya terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.

"Harga properti di Menteng 2010 itu 20 juta/meter persegi, sekarang Rp 100 juta, berarti naik 5 kali lipat dalam 13 tahun. Singapura dari 10 tahun lalu sampai sekarang harganya sama aja segitu, kan sudah mentok. Kalau Indonesia gimana stagnan? Orang pertumbuhan 5% terus-terusan," ungkap pemilik PT Panangian Simanungkalit & Associates, Panangian Simanungkalit.


(wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sekelompok Warga Patungan Bikin Rumah di Menteng