Pantas Ekspor Disetop, Banyak Pabrik Bauksit yang Abal-abal

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
04 May 2023 15:50
Unit Bisnis Pengelolaan (UBP) Bauksit PT. Antam yang berlokasi di Kecataman Tayan, Kalimantan Barat, dok ESDM
Foto: Unit Bisnis Pengelolaan (UBP) Bauksit PT. Antam yang berlokasi di Kecataman Tayan, Kalimantan Barat, dok ESDM

Jakarta, CNBC Indonesia - Keputusan pemerintah untuk tidak memberikan relaksasi ekspor bijih bauksit setelah Juni mendatang rupanya cukup tepat. Pasalnya, komitmen sebagian besar perusahaan bauksit dalam membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) bauksit di dalam negeri masih minim.

Ketua Indonesian Mining & Energy Forum (IMEF), Singgih Widagdo menilai masalah relaksasi ekspor bauksit tidak diikuti oleh sebagian besar perusahaan dalam membangun proyek smelter. Oleh sebab itu, pemerintah perlu mengambil sikap tegas terhadap kebijakan larangan ekspor bauksit.

"Dari investigasi yang disampaikan pemerintah, bahkan banyak yang abal-abal, sehingga pemerintah perlu mengambil sikap tegas terhadap relaksasi ekspor bauksit," ujar dia kepada CNBC Indonesia, Kamis (4/5/2023).

Menurut Singgih, pemerintah bisa saja memberikan relaksasi ekspor untuk komoditas bijih bauksit seperti apa yang telah diputuskan untuk konsentrat tembaga. Namun demikian, hal tersebut harus diawali dengan audit detail terkait peta jalan smelter yang dimiliki perusahaan.

Misalnya seperti progress terakhir pembangunan smelter, kekuatan keuangan untuk membangun smelter dan sampai kepada bagaimana pembebasan lahan telah dilakukan untuk pembangunan smelter. Kemudian yakni melakukan audit teknikal dan finansial, bahkan audit sosial harus menjadi dasar kuat jika relaksasi harus dilakukan.

"Namun yang menjadi tidak tepat, langkah ini menjadi bagian langkah yang telah diamanatkan dalam UU Minerba dan sekaligus Presiden sendiri menginginkan untuk mempercepat hilirisasi demi kepentingan pendapatan negara yang lebih besar, termasuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja," kata dia.

Seperti diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) konsisten bakal menerapkan kebijakan larangan ekspor bahan mineral mentah bauksit pada Juni 2023. Meskipun ada beberapa pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) yang masih berbentuk tanah.

Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara Irwandy Arif mengungkapkan saat ini masih terdapat delapan proyek smelter bauksit yang dalam tahap pembangunan. Sedangkan ada empat proyek smelter bauksit yang sudah beroperasi.

Menurut Irwandy berdasarkan pengamatan di lapangan, dari 8 proyek smelter yang sedang dalam tahap pembangunan tersebut rupanya masih berbentuk tanah. Ia pun pesimistis proyek smelter ini akan selesai tepat waktu pada Juni 2023.

"Delapan yang ada laporannya kepada Kementerian ESDM ada 18 persen ada yang 50 sekian persen ini ternyata masih tanah. Ada satu perusahan yang sudah ada.. Nah jadi kita mengharapkan apakah mereka masih bisa di bulan Juni menyelesaikan smelternya atau enggak kayaknya sedikit pesimis," kata Irwandy dalam diskusi Peningkatan Kapasitas Media Sektor Minerba, Rabu (8/3/2023).

Namun demikian, Irwandy menghimbau agar perusahaan-perusahaan yang belum dapat merampungkan proyek smelternya sesuai waktu yang telah ditentukan tidak perlu khawatir. Pasalnya, perusahaan perusahaan tersebut dapat menjual produksinya kepada smelter yang sudah beroperasi apabila keran ekspor ditutup.

"Tak usah terlalu khawatir karena begitu mereka gak bisa ekspor dia hanya bisa menjual yang bisa beroperasi yang empat ini. Kalau misalnya dia gak bisa jual jadi dia stop produksi jadi gak perlu khawatir," katanya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sah! Jokowi Resmi Tutup Keran Ekspor Bauksit Mulai Juni 2023

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular