Geng Rusia 'Invasi' Bali, Bisnis Properti Hingga Rental Motor

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyaknya warga Rusia yang berada di Bali memicu polemik beberapa waktu lalu. Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly juga menyoroti fenomena "Kampung Rusia" tersebut.
"Saya kira memang ini (adanya Kampung Rusia) ekses dulu kita membuka lebar saat COVID-19. Dan saat COVID-19 kita ada kebijakan tidak perpanjang visa mereka, dan pada waktu itu memang sangat dibutuhkan juga oleh teman-teman pemerintah Bali," kata Yasonna dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, sebagaimana ditulis detik.com pada Jumat (31/3/2023).
Sumber CNBC Indonesia yang tidak mau disebutkan namanya mengkonfirmasi banyaknya warga Rusia berkumpul di satu tempat.
"Iya benar (banyak warga Rusia), di Ubud di Parq," kata sumber tersebut saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (3/5/2023).
Melihat situs resminya, Parq bukan merupakan hotel, villa atau resort, melainkan apartemen.
Pertengahan April lalu, General Manjer (GM) Parq I Made Dwi Suryapermadi mengakui jika saat ini banyak warga Rusia yang menginap di sana, dan memang sedang berfokus menggarap pasar Negeri Beruang Merah. Namun, ia membantah Parq merupakan Kampung Rusia, sebab Parq adalah sebuah tempat yang terbuka untuk siapa saja, termasuk masyarakat lokal.
"Tipe orang atau tamu yang tinggal di sini (Parq), istilahnya tidak satu atau dua tahun sebagainya. Jadi, kategori yang mengatakan itu (Parq) adalah kampung mungkin belum tepat di sini," kata Dwi dikutiip detik.com.
Sementara itu Yasonna menyampaikan data adanya penurunan jumlah WNA Rusia di Bali sebanyak 30 persen, atau dari 29.617 WNA menjadi 19.530 orang per 27 Maret 2023. Dia menyebutkan sejauh ini Kemenkumham telah mendeportasi 57 orang WNA Rusia dan 259 lainnya dilakukan tindakan administrasi.
Sumber CNBC Indonesia menyebutkan warga Rusia yang berada di Bali ada yang memang liburan, ada juga yang menjalankan bisnis.
"Ada yang bisnis properti, mereka berani bayar mahal (untuk properti)," kata sumber yang pernah mengurus perihal administrasi warga Rusia.
Ketika ditanya mengenai isu rental motor, sumber mengatakan tidak mengetahuinya.
"Kalau itu (bisnis rental motor) saya tidak tahu. Tapi karena mereka sudah lama tinggal di Bali mereka jadi tahu seluk beluk Bali, ada dari mereka yang menjadi broker rental motor, kalau jadi pemilik saya tidak tahu," tambahnya.
Saat pandemi penyakit virus corona (Covid-19) melanda, memang banyak properti yang dijual di Bali, mulai dari hotel hingga guest house.
Pada September 2020 lalu, CNBC Indonesia pernah menelusuri harga properti di Bali pada situs jual beli.
Hotel di Canggu, Badung, yang memiliki 35 kamar serta 4 empat lantai dengan luas tanah 500 m2 dan luas bangunan 1.300 m2. Di dalamnya sudah dilengkapi restoran dan toko di lantai 1 dan ada aula besar untuk acara di lantai 4.
"Lokasi dekat jalan raya Canggu Badung Bali. Turun harga dari Rp 20 miliar sekarang menjadi Rp 11 miliar saja," tulis penjual.
Harga tersebut jika dibandingkan dengan harga apartemen di Moskow Rusia misalnya. Melansir data dari Global Property Price, apartemen dengan luas 120 meterpersegi dibanderol US$ 1,42 juta, atau sekitar Rp 21 miliar (kurs Rp 14.700/US$).
Sementara untuk biaya hidup, di Rusia juga lebih mahal ketimbang Indonesia. Data dari Livingcost menunjukkan rata-rata biaya di Rusia sebesar US$ 787 per bulan, sementara di Indonesia US$ 559.
Melansir Numbeo, biaya hidup di Bali juga lebih tinggi ketimbang di Moskow. Biaya sewa apartemen misalnya hampir 20$% lebih tinggi, makanan di restauran bahkan lebih tinggi 70%.
Bisa jadi itu yang menyebabkan banyak warga Rusia yang datang ke bali.
Jika melihat ke belakang, setelah perang Rusia Ukraina pecah pada Februari 2022, warga Rusia yang datang ke tidak banyak. Tetapi mengalami peningkatan signifikan sejak akhir 2022.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, pada September 2022 wisatawan Rusia yang datang ke bali sebanyak 3.931 orang, sebulan berselang datang lagi sebanyak 9436 orang atau melesat 140%.
Setelahnya terus terjadi peningkatan hingga puncaknya pada Januari 2023 tercatat sebanyak 22.104, menjadi wisatawan kedua terbanyak setelah Australia. Pada Februari dan Maret, ketika isu "Kampung Rusia" mulai ramai diperbincangkan, kedatangan warganya mengalami penurunan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[Gambas:Video CNBC]
Next Article NATO Ngamuk ke Rusia, Putin 'Acak-Acak' Jerman-Inggris
