Orang Eropa Ini Jadi Biang Kerok Kesengsaraan Ekonomi RI

MFakhriansyah, CNBC Indonesia
Selasa, 02/05/2023 06:55 WIB
Foto: Ferdinand Magellan

Jakarta, CNBC Indonesia - Berawal dari perlombaan mencari sumber rempah-rempah di luar Eropa sekitar tahun 1400-an, lahir lah sosok penjelajah mahsyur bernama Ferdinand Magellan.

Ferdinand Magellan diketahui lahir di Sabrosa, Portugal utara, sekitar 1480. Sejak lahir, dia sudah memiliki hasrat untuk menguasai dunia. Dia bahkan mengidolakan Christopher Columbus, orang Portogusi yang pertama kali menjelajahi samudera.

Tumbuh dengan hasrat menjelajahi dunia, Magellan bekerja di lingkungan kerajaan portugis. Namun pada akhirnya, dia akan banyak melayani Raja Carlos I. Pasalnya, Magellan ditugaskan mencari dalam rute pencarian ke arah barat menuju "Kepulauan rempah-rempah"


Tahun 1453 adalah masa sulit di Eropa. Kekaisaran Romawi yang dibanggakan oleh penduduk Benua Biru sepanjang Abad Pertengahan telah runtuh. Keruntuhan ini dibarengi pula oleh ditutupnya Konstantinopel, pusat rempah-rempah dan perdagangan Eropa, oleh Ottoman.

Alhasil, penduduk Eropa tidak bisa lagi berdagang, dan khususnya, mengonsumsi rempah-rempah. Situasi ini lantas membuat mereka memutar otak. Hingga akhirnya, muncul gagasan menarik: dibanding merebut kembali Konstantinopel yang diprediksi bakal berdarah-darah, lebih baik mencari sumber rempah-rempah tersebut.

Bangsa Eropa termasuk Spanyol memprediksi India - bukan Indonesia (dulu Nusantara) - adalah surga rempah-rempah tersebut. Tak pelak, bangsa-bangsa di Eropa berlomba menuju negeri antah berantah bernama India.

Upaya menjelajahi dunia baru dilaksanakannya pada tahun 1505. Sayangnya, Magellan belum ikut dalam perjalanan tersebut. Bertahun setelahnya, Magellan baru mengikuti penjelajahan dunia.

Dalam buku Magellan: First to Circle the Globe (2009) disebutkan kapal tersebut berlayar ke India mengikuti rute Vasco da Gama: dari Portugis, menuju Tanjung Harapan, menyusuri Afrika Barat, dan sampai di Kalkuta, India.

Perjalanan, baik pulang atau pergi, mendulang sukses. Pada 1515, setelah berlayar, Magellan menemui Raja Portugis Manuel I. Dia datang untuk minta kenaikan gaji. Namun, permintaan itu ditolak bahkan Sang Raja menutup pintu bagi Magellan untuk memimpin pelayaran.

Merujuk paparan Ferdinand Magellan and The Quest to Circle the Globe (2006), penolakan tersebut membuat Magellan naik pitam dan kecewa karena ditolak dan tidak dihargai di tanah kelahirannya. Di tengah kekecewaannya, dia bertemu eorang kawan bernama Joao de Lisboa yang hendak menunjukkan rute baru menuju surga rempah-rempah selain India.

Rute tersebut berbeda dengan yang pernah ditempuh Magellan, yakni jalur Barat. Pada jalur tersebut, kapal berlayar menyusuri ujung benua Amerika, melintasi Samudera Pasifik, dan tiba di surga baru rempah bernama Nusantara. Saat pulang kampung, barulah mengikuti rute yang sudah dibangun.

Jika rute ini ditempuh Magellan, maka ada dua keuntungan: dia akan menjadi orang pertama yang mencapai surga rempah dan orang pertama yang mengelilingi dunia.

Ini adalah tawaran menarik. Saat itu, karena berselisih dengan Portugis, dia meminta dukungan Raja Spanyol dan berhasil. Hingga akhirnya dia berlayar mengikuti rute Timur yang telah dirancang.

Terdampar di Filipina

Pada 15 September 1519, dia memulai perjalanan dari Spanyol dengan mengomandoi lima kapal. Nahas, perjalanan tak semudah yang direncanakan. Angin lautan pasifik sangat ganas, dua dari kapalnya rusak. Stok makanan menipis. Dan akhirnya terdampar di Filipina pada Maret 1921.

Di Filipina, Magellan dan anak buahnya disambut baik penduduk lokal. Sayangnya, mereka lambat laun malah kurang ajar dan membuat penduduk lokal marah. Terjadilah pertempuran antara ribuan penduduk dan kurang dari 100 pasukan Magellan.

Akibat kalah jumlah, Magellan dan pasukannya berhasil di bunuh pada 27 April 1521, tepat hari ini 502 tahun lalu. Hanya 18 orang yang tersisa dan semuanya langsung kabur ke Maluku.

Pencapaian pasukan Magellan menemukan Maluku sebagai pusat rempah-rempah membawa konsekuensi serius bagi dunia. Pasalnya, setelahnya mereka semakin bernafsu menjangkau non-Eropa, dari semula motif ekonomi menjadi politik.

Sebagai catatan, keberadaan peta yang disusun Magellan menjadi pintu masuk dunia non-Eropa ke babak kolonialisme dan imperialisme. Dalam perkembangannya, Magellan resmi sebagai pembuka jalur Samudera Pasifik untuk eksplorasi dan perdagangan baru, termasuk penjajahan barat - Portugis dan Belanda - di Tanah Air.

Dalam perjalanannya, Magellan tidak dapat mencapai Malaka. Dirinya menghembuskan nafas terakhir pada 27 April 1521.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Istri Bupati Enrekang Promosi PKK di Stadion Santiago Bernabu