
2 Negara Ini Bisa Limpahkan 'Durian Runtuh' buat Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia diprediksikan akan kembali mendapatkan 'durian runtuh' dari komoditas batu bara. Hal ini disebabkan oleh jumlah konsumsi batu bara yang meningkat dari dua negara di Asia yakni China dan India.
Meningkatnya ekspor batu bara juga disebabkan oleh adanya cuaca panas ekstrem yang terjadi di negara-negara Asia tersebut pada waktu belakangan ini.
Seperti diketahui, India dan China merupakan negara yang memanfaatkan energi air atau Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang cukup besar. Tentunya jika gelombang panas yang terjadi saat ini terus berkelanjutan, akan berpengaruh pada semakin menipisnya sumber air.
Dengan begitu, Indonesia bisa kembali kejatuhan 'durian runtuh' lantaran kedua negara tersebut harus beralih pada sumber pembangkit energi lain seperti batu bara yang nantinya digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Ketua Indonesian Mining & Energy Forum (IMEF) Singgih Widagdo menyebutkan bahwa Indonesia merupakan pasar terbesar pemasok batu bara bagi kedua negara tersebut.
"Katakan South Africa, Kolombia tidak akan dia akan banyak masuk ke wilayah China dan India. Sehingga apapun ini justru secara dominan akan menjadi pasar terbesar untuk Indonesia," jelasnya kepada CNBC Indonesia dalam program 'Mining Zone', dikutip Kamis (27/4/2023).
Walaupun memang, Australia juga memegang pasar pasifik yang turut memasok batu bara ke China dan India, namun Indonesia masih diuntungkan dengan perhitungan trade cost yang lebih kecil.
"Namun kalau kita lihat dari sisi pasar yang ada dan produsen ada, kan kompetisi kita hanya Australia dan kebetulan kalau kita ke India otomatis kan maupun ke China, kan kita lebih diuntungkan dengan trade cost lebih kecil," tambahnya.
"Terlepas Australia juga ingin memanfaatkan yang ada. Namun ini akan menjadi pasar yang besar Indonesia menurut saya," tandasnya.
Adapun, India dan China terpantau sudah mengimpor batu bara sebanyak 2,2 juta ton atau naik 25% (month to month/ mtm) pada Februari 2023. Produksi batu bara India juga ditingkatkan hingga mencapai 892 juta ton pada April 2022 hingga Februari 2023. Jumlah tersebut naik 14,7% (year on year/ yoy).
Sementara itu, Kantor Kepabeanan China melaporkan impor batu bara China pada kuartal I-2023 mencapai 101,8 juta, melonjak 96% dibandingkan periode yang sama.
Selain itu, Harga batu bara terus merangkak naik dan kini menembus level US$ 190 per ton.
Pada perdagangan Rabu (26/4/2023), harga batu bara kontrak Mei di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 190 per ton. Harganya menguat 1,69%.
Harga tersebut adalah yang tertinggi dalam empat hari terakhir. Penguatan kemarin juga memperpanjang tren positif harga pasir hitam yang menguat dua hari beruntun dengan penguatan 2,1%.
Harga batu bara kembali naik karena permintaan dari China dan India diproyeksi meningkat. India tengah menghadapi gelombang panas yang akan meningkatkan penggunaan listrik untuk pendingin ruangan.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asia Mendidih, Tapi Harga Batu Bara Takkan Se-hot Tahun Lalu!