Fenomena Klasik Krisis ART Usai Lebaran, Ini Biang Keroknya

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Kamis, 27/04/2023 14:35 WIB
Foto: Warga apartemen di Kawasan Pluit menggunakan air galon untuk mandi, Rabu (12/6/2019) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Usai hari raya Idul Fitri, kerap muncul fenomena banyak asisten rumah tangga (ART) yang enggan kembali ke kota dari kampungnya. Kondisi ini terjadi berulang setiap tahun dan kerap membuat 'orang kaya' pengguna jasa kerepotan karena harus mencari ART baru.

Lembaga Penyalur Kerja (LPK) tidak menampik adanya fenomena tersebut usai Lebaran. Demi meminimalisirnya, LPK meminta pengguna jasa harus kooperatif dalam memberi penjelasan atau info sejak awal. Hal ini demi menghindari tidak betahnya ART ketika bekerja.

"Lebih banyak berikan informasi, jadi ART tau beban kerjanya gimana supaya gak terjadi gak betah atau gak cocok. Jadi keterbukaan pengguna jasa jauh lebih penting," kata Ketua Asosiasi Pelatihan Pekerja Seluruh Indonesia (APPSI) Mashudi kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (27/4/2023).


Foto: Warga apartemen di Kawasan Pluit menggunakan air galon untuk mandi, Rabu (12/6/2019) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Pedagang air galon membawa galon yang sudah diisi penuh untuk dijual ke warga apartemen di Kawasan Pluit, Jakarta, Rabu (12/6). Banyak penghuni apartemen di kawasan tersebut menggunakan air galon isi ulang untuk mandi. Mumun seorang pembantu rumah tangga mengatakan majiakannya bisa menkonsumsi air galon sehari 4-5 galon untuk mandi dan cuci piring. Harga galon isi ulang ia beli seharga Rp 3500 yang berasal dari air pam, Rp 7000 untuk galon isi ulang untuk galon asli Rp.20.000. Banyak penghuni apartmen menggunakan air galon karena air yang mereka tempati kadang bau dan kotor. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

"Misal di jobdesc ngasuh 1 anak umur 3 tahun, tapi ada kakaknya usia 5 tahun, 6 tahun, itu gak diinformasikan awal. Nah keterbukaan pengguna jauh lebih penting, jadi pekerja sudah tahu duluan, contoh lain rumah tingkat berapa, satu rumah ada berapa orang, harus terbuka. Supaya cocok dan betah," lanjutnya.

Tidak adanya informasi yang jelas di awal mengenai medan kerja membuat ART banyak yang tidak betah. Akibatnya, Lebaran jadi momentum untuk 'kabur' ke kampung dan tidak kembali ke kota.

Di sisi lain, permintaan ART melonjak di masa awal Lebaran ini. LPK pun tengah masif mencari ART baru di kampung-kampung berbagai daerah.

"Pencarian masifnya sejak awal lebaran sampai 1 bulan ke depan, dicarinya masif. Karena lebaran ART banyak pulang. Biasanya ada koordinasi sama petugas lapangan," sebut Mashudi.


(fys/wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Daging Sapi Turun Pascalebaran Haji, Tahan Berapa Lama?