
Kacau! Ekspor Disetop Juni, 8 Pabrik Bauksit Masih Gak Jelas

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) bauksit di dalam negeri hingga kini masih berlangsung. Hal tersebut diungkapkan oleh Staf Khusus Menteri ESDM Irwandy Arif.
Menurut Irwandy, dari target 12 smelter yang dicanangkan dibangun, saat ini setidaknya baru 4 smelter yang terealisasi. Ia pun pesimistis semua proyek smelter bauksit bakal selesai tepat waktu pada Juni 2023.
"Sekarang yang sudah produksi 3 tapi 1 perusahaan itu punya dua line jadi 4 lah. 8 sekarang yang sedang rencana membangun progresnya belum tahu. Masih jauh lah," kata Irwandy, dikutip Rabu (26/4/2023).
Sedangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mengumumkan akan menghentikan ekspor mineral mentah berupa bauksit mulai Juni 2023 mendatang. Keputusan Presiden Jokowi ini sejalan dengan amanat Undang-Undang No.3 tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (UU Minerba).
"Ya setop bauksit udah pasti Juni ini," ujar Irwandy.
Sebelumnya, Irwandy mengimbau agar perusahaan-perusahaan yang belum dapat merampungkan proyek smelternya sesuai waktu yang telah ditentukan tidak perlu khawatir.
Pasalnya, perusahaan tersebut dapat menjual produksinya kepada smelter di dalam negeri yang sudah beroperasi apabila keran ekspor ditutup. "Tak usah terlalu khawatir karena begitu mereka gak bisa ekspor dia hanya bisa menjual yang bisa beroperasi yang empat ini. Kalau misalnya dia gak bisa jual, jadi dia stop produksi, jadi gak perlu khawatir," katanya.
Sementara sebelumnya, Direktur Utama Antam Nicolas D. Kanter mengungkapkan bahwa pihaknya akan menyesuaikan jumlah produksi bauksit ketika kebijakan larangan ekspor diberlakukan. Hal itu dilakukan agar mengurangi penumpukan stok bauksit yang belum terserap untuk dimurnikan di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) dalam negeri.
"Bukan penurunan produksi, nanti kita harus sesuaikan. Maksudnya, bukan penurunan. Kita mesti adjust. Kalau nggak, stockpile kita kan nggak bisa ekspor," jelasnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, dikutip Kamis (13/4/2023).
Namun, Nico mengatakan bahwa pihaknya selalu mendukung kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah bauksit. Dia mengatakan, saat ini Antam sudah memiliki smelter PT Indonesia Chemical Alumina (ICA) sebagai smelter chemical grade alumina (CGA).
"Kalau kita, kebijakan pemerintah selalu kita harus dukung ya. Kita harus mempercepat. Karena kita sudah punya smelter ICA. Kita harus mempercepat," tambahnya.
Di sisi lain, dia juga mengungkapkan bahwa pihaknya harus segera meningkatkan kapasitas smelter bauksit yang dimiliki agar bisa menyerap dan memurnikan bijih bauksit yang ada.
"Kita harus meningkatkan kapasitas (smelter) supaya bisa menyerap bauksit-bauksit yang kita miliki. Itu yang bagusnya itu," tandasnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Progres Pabrik Bauksit Berantakan, Pemerintah Wajib Audit!