Ngeri Banget! Cuaca Panas Ekstrem Bisa 'Bakar' Ekonomi RI

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
26 April 2023 15:25
Infografis, Ini 10 Negara Dengan Suhu Paling 'Mendidih' di Dunia, Ada RI?
Foto: Infografis/ Ini 10 Negara Dengan Suhu Paling 'Mendidih' di Dunia, Ada RI?/ Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Gelombang panas atau heatwave bisa mempengaruhi aktivitas perekonomian suatu negara. Terutama bila kondisinya berkepanjangan dan tak segera diatasi dengan penangan perubahan iklim yang cepat.

Sejumlah ekonom mengatakan, proses merambatnya dampak gelombang panas terhadap ekonomi akan diawali pada sektor pangan dan agrikultura, berlanjut pada sektor industri, hingga pada sektor energi. Aktivitas ekonomi akan terganggu.

Ketua Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Fajar B. Hirawan menjelaskan, rembetan yang utama dari dampak gelombang panas ke ekonomi itu akan langsung dirasakan oleh para petani. Cuaca ekstrem akan membuat komoditas pertanian rusak.

"Bayangkan saja jika tiap tahunnya petani mampu memanen hasil pertaniannya sebanyak dua sampai kali dalam setahun. Apabila terjadi gelombang panas dan El Nino di tahun ini, maka mereka mungkin saja hanya bisa memanen sebanyak satu kalo dalam setahun," ucap Fajar kepada CNBC Indonesia, Rabu (26/4/2023)

Tidak hanya produk pertanian saja yang rusak hingga mengganggu pasokan pangan masyarakat, gelombang panas itu kata dia juga akan langsung mempengaruhi ekonomi rumah tangga para petani karena merosotnya jumlah hasil panen akibat kekeringan.

"Maka pemerintah juga perlu menyiapkan bantalan lainnya, baik dalam bentuk cash maupun in-kind, yang mampu menunjang keberlangsungan hidup petani, khususnya buruh tani yang mungkin saja kehilangan akses pendapatannya jika memang tahun ini hanya mampu merasakan panen sebanyak 1 kali di awal tahun," tuturnya.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Indonesia Mohammad Faisal menambahkan, tidak hanya pada sektor pertanian, dampak gelombang panas ini berdasarkan pola yang terjadi di negara lain akan menyebabkan aktivitas industri terhenti.

"Kegiatan produktif, pabrik, ini bisa terhenti kegiatannya karena heatwave. Para pekerja harus menyelamatkan diri dari cuaca ekstrem sehingga berdampak pada berhentinya aktivitas perekonomian. Ini pernah terjadi juga satu dua tahun lalu kalau tidak salah di China," tutur Faisal.

Dampak lebih buruk lainnya, kata dia bisa menimbulkan kerusakan alat produksi, seperti rusaknya lahan pertanian sehingga menurunkan produksi pangan, sebagaimana disampaikan Fajar.

"Ini yang bisa meluas di banyak negara tidak menutup kemungkinan Indonesia. Beberapa daerah sudah merasakan panas yang ekstrem akhir-akhir ini dan juga yang perlu diantisipasi ke depan bagaimana memitigasi ketika nanti ada cuaca ekstrem lagi, El Nino," ucapnya.

Bila sifatnya gelombang panas hanya menghentikan aktivitas ekonomi, seperti produksi dan konsumsi, menurutnya dampak ekonominya masih jangka pendek. Namun, ketika gelombang panas datang hingga menimbulkan kerusakan maka dampak ekonominya bisa jangka panjang.

"Maka bagaimana untuk meminimalisir risiko terhadap kerusakan di sektor pertanian dan pangan itu. Hal lainnya dari sisi energi juga bisa terpengaruh terdampak dengan adanya cuacanya panas ini," tegas Faisal.

Sebagai informasi, tahun lalu, gelombang panas ekstrem di India membunuh puluhan orang, memangkas hasil panen hingga sepertiga di beberapa daerah, dan membakar tempat pembuangan sampah di Delhi, menimbulkan asap beracun di lingkungan sekitarnya. Sebagaimana dilansir Grist, Rabu (26/4/2023).

Suhu mencapai 46 derajat Celcius di negara bagian utara Uttar Pradesh dan memicu lebih dari 300 kebakaran hutan di seluruh negeri. Bahkan, ketika pembangkit listrik membakar lebih banyak batu bara untuk menyediakan tenaga yang dibutuhkan untuk membuat orang tetap sejuk yang akhirnya berujung pada krisis listrik.

Menurut penelitian dari para peneliti Cambridge yang diterbitkan pekan lalu, cuaca ekstrem di India membuat 90% negara itu rentan terhadap risiko kesehatan masyarakat seperti sengatan panas, kekurangan makanan, dan bahkan kematian. Temperatur yang melonjak juga dapat memperlambat ekonomi negara dan menghambat tujuan pembangunannya.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Dilanda Cuaca Panas Ekstrem, Ini Tanggapan Sri Mulyani!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular