Internasional

Geger "Tentara Putin" Dibalik Perang Saudara Sudan, Kok Bisa?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
19 April 2023 06:23
Upaya kudeta terjadi di Sudan. Pihak paramiliter Rapid Support Forces (RSF) mengklaim telah menguasai istana kepresidenan dan bandara Khartoum. (AP/Samir Bol)
Foto: Upaya kudeta terjadi di Sudan. Pihak paramiliter Rapid Support Forces (RSF) mengklaim telah menguasai istana kepresidenan dan bandara Khartoum. (AP/Samir Bol)

Jakarta, CNBC Indonesia - Situasi Sudan masih memanas. Perang saudara, akibat perebutan kekuasaan para jenderal di sana membuat negeri itu dilanda kerusuhan sjak akhir dekan hingga kini.

PBB mengatakan setidaknya 200 orang tewas dan 1.800 luka. Warga juga dilaporkan mulai kesulitan mendapatkan sejumlah kebutuhan pokok seperti bensin, roti dan air.

Namun berita mengejutkan terjadi. Tentara Presiden Vladimir Putin, disebut ada di kerusuhan Sudan? Bagaimana bisa?

Hal ini terkait salah satu kubu yang bertikai. Panglima militer Sudan Abdel Fattah al-Burhan berseteru dengan wakilnya Mohamed Hamdan Daglo, yang memimpin Pasukan Dukungan Cepat paramiliter (RSF).

Kelompok RSF ini yang dikaitkan dengan tentara Putin, yakni perusahaan paramiliter swasta Rusia, Wagner Group. Kelompok ini pertama kali mendapat perhatian luas pada tahun 2014 ketika mereka diduga terlibat dalam aneksasi Krimea oleh Rusia dan pertempuran di Ukraina timur.

Saat ini, Wagner pun aktif dalam perang Rusia di Ukraina. Wagner mengambil andil yang besar dengan membebaskan beberapa kota di Donbass seperti yang terbaru bagian dari Bakhmut.

Wagner sendiri dipimpin oleh Yevgeny Prigozhin, yang dijuluki sebagai 'Koki Putin'. Ia menyandang panggilan koki Putin karena ia bangkit dari menjadi pemilik restoran dan katering untuk Kremlin.

Wagner memulai operasinya di Sudan pada masa pemerintahan mantan Presiden Omar Al Bashir, yang dipaksa turun dari kekuasaan pada 2019 selama protes skala besar. Khawatir pemerintahannya goyah, Bashir pergi ke Rusia pada tahun 2017 untuk bertemu dengan Putin dan menawarkan Sudan kepadanya sebagai 'pintu gerbang ke Afrika'.

Tak lama kemudian, Meroe Gold, perusahaan tambang baru yang merupakan anak korporasi Rusia M Invest, mulai membawa pakar Rusia ke Sudan. Ini adalah produsen emas terbesar ketiga di Afrika.

Pada tahun 2020, Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) memberikan sanksi kepada M Invest dan Meroe Gold. Paman Sam mengatakan bahwa penyelidikannya telah mengungkapkan bahwa M Invest adalah kedok untuk Wagner.

"Wagner Group terutama ditujukan untuk menjaga sumber daya mineral, khususnya sumber daya penambangan emas, dan bertindak sebagai kekuatan pendukung bagi pemerintah Bashir dalam hal melindunginya dari oposisi internasional," ujar penulis buku Russia in Africa, Samuel Ramadi, kepada Al Jazeera,Rabu (19/4/2023).

Setelah Al Bashir disingkirkan dari kekuasaan, Prigozhin mencoba mendekatkan dirinya dengan panglima militer Abdel Fattah Al Burhan. Namun, hubungan itu memburuk setelah pembantaian Khartoum 2019 ketika dinas keamanan Sudan membubarkan aksi duduk dengan kekerasan.

Namun Wagner masih memainkan peranan penting setelahnya. Sebuah laporan CNN International dari bulan Juli mengutip sumber resmi Sudan mengatakan sebuah pesawat militer menyelundupkan emas dengan menerbangkan setidaknya 16 penerbangan dari Sudan ke Latakia, sebuah kota pelabuhan Suriah di mana Rusia memiliki pangkalan militer.

Lalu, baru-baru ini, Wagner menjalin hubungan dengan RSF dan komandannya, Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo. Pada awal 2022, sehari setelah Rusia melancarkan serangan skala penuh ke Ukraina, Dagalo terbang ke Moskow, mengantarkan fase baru dalam hubungan RSF dengan Grup Wagner.

"Ini terutama ditujukan untuk menciptakan rute penyelundupan emas dari Sudan ke Dubai dan kemudian ke Rusia sehingga mereka dapat mendanai operasi Grup Wagner di Ukraina," pungkas Ramadi lagi.

Tidak diketahui apakah Wagner terlibat dalam pertempuran saat ini di Sudan. Ramadi sendiri berpandangan bahwa Wagner saat ini memainkan posisi bertahan seperti apa yang diinginkan Moskow.

"Mereka tentu saja tidak mendapatkan lampu hijau dari Kremlin untuk memainkan peran yang lebih aktif, dan mereka mungkin akan bertahan untuk saat ini," tambahnya.

Ashok Swain, ahli di Universitas Uppsala di Swedia, meyakini Wagner 'sangat mungkin terlibat dalam perjuangan saat ini. Itu dilakukan untuk mempertahankan kehadirannya di negara itu dan melindungi kepentingan bisnisnya'.

"AS baru-baru ini menekan Dewan Kedaulatan yang berkuasa di Sudan untuk mengeluarkan kelompok tentara bayaran ini dari negara itu," kata Ashok.

"Dengan demikian, Wagner memiliki minat yang besar pada siapa yang memenangkan pertarungan kekuasaan yang sedang berlangsung di negara ini," jelasnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia Bangun Pangkalan Militer di Dekat Saudi, Ada Apa Putin?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular