
Proposal FTA Bawa Sinyal Positif ke Industri Manufaktur EV

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Kadin Indonesia dan ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC), Arsjad Rasjid menekankan bahwa inisiatif pengajuan proposal Limited Free Trade Agreement (FTA) kepada Amerika Serikat (AS) yang mencakup perdagangan bebas mineral kritis akan memberi sinyal positif bagi ekosistem industri manufaktur EV serta sektor energi baru dan terbarukan.
Sebagaimana diketahui, kebijakan dari Amerika Serikat terkesan mengucilkan Indonesia dalam hal produk mineral kritis seperti nikel dan turunannya melalui UU Inflation Reduction Rate (IRA).
Menurut Arsjad, hal ini semata-mata terjadi karena belum adanya FTA dengan pihak Amerika Serikat. Selain itu, pihak AS memiliki kekhawatiran mengenai adanya dominasi China pada industri mineral kritis seperti nikel dan turunannya di Indonesia.
Dengan adanya proposal FTA, lanjutnya dapat membuat Indonesia tetap bersaing di pasar global. Apalagi Indonesia memiliki potensi cadangan mineral kritis terbesar di dunia untuk komponen bahan baku baterai hingga kendaraan listrik di dunia, misalnya nikel yang mencapai sepertiga dari cadangan dunia dan bauksit mencapai 4% cadangan global atau 1,2 miliar ton.
Arsjad mengakui bahwa langkah ini menjadi krusial dalam menjaga keberlanjutan investasi serta membuka peluang pasar rantai nilai pasok produk bijih nikel hingga turunannya di Amerika Serikat bagi Indonesia.
"Pemerintah telah berusaha untuk bernegosiasi terkait kesepakatan Limited FTA dengan AS, dan kami di sektor bisnis siap untuk mengambil tindakan proaktif guna mensukseskan implementasi kesepakatan tersebut. Kami percaya bahwa dengan kerja sama yang kuat antara pemerintah dan sektor bisnis, Indonesia akan meraih manfaat besar dari Limited FTA ini," ujar Arsjad dalam keterangan tertulis, Selasa (18/4/2023).
Ia menambahkan bahwa daya tawar Indonesia sangat tinggi dalam pengajuan Limited FTA ini. Dengan daya tawar yang tinggi, menurutnya tidak adil jika AS masih mengucilkan Indonesia dalam kebijakannya.
"Kami adalah penyedia mineral kritis seperti nikel dan turunannya yang terbesar di dunia dan kami selalu berupaya memastikan memiliki portofolio perdagangan mineral ini dengan negara China maupun Non-China guna mencapai kesepakatan perdagangan yang adil dan saling menguntungkan," imbuh Arsjad.
Arsjad berharap agar inisiatif pengajuan proposal Limited FTA Indonesia kepada AS segera mendapat respons positif dan dapat segera disepakati, untuk mendorong kerjasama perdagangan yang saling menguntungkan antara Indonesia dan AS.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Masih Kucilkan RI, Bos Kadin: Rugi Untuk Mereka..