
Awas! AS & Sekutu Lempar "Bom" Baru ke Nuklir Rusia

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa negara Barat kembali membuka babak baru dalam melawan Rusia. Kali ini ke nuklir negeri Presiden Vladimir Putin.
Inggris, Amerika Serikat (AS), Kanada, Jepang, dan Prancis, sepakat untuk melepas ketergantungan pada Moskow dalam industri nuklir. Hal ini menjadi "bom" baru barat ke Rusia setelah pasukan Kremlin menyerang Ukraina.
Dalam keterangan resmi pemerintah Inggris, dalam ajang pertemuan G7, kelima negara melakukan kolaborasi dalam pengadaan bahan bakar nuklir untuk mendukung pasokan energi yang stabil untuk armada reaktor yang beroperasi saat ini. Pasalnya, Rusia sebelumnya memainkan peran vital dalam rantai pasok nuklir dunia.
"Inggris telah berada di jantung upaya global untuk mendukung Ukraina, mengalahkan Putin, dan memastikan baik dia maupun orang seperti dia tidak akan pernah berpikir bahwa mereka dapat menahan dunia untuk menebus energi mereka lagi," ujar Sekretaris Keamanan Energi, Grant Shapps, dikutip dari ustr.gov Selasa (18/4/2023).
"Ini adalah langkah penting berikutnya, bersatu dengan negara lain untuk menunjukkan kepada Putin bahwa Rusia tidak diterima lagi, dan dalam menopang keamanan energi global kita dengan menggunakan pasokan bahan bakar nuklir internasional yang andal dari sumber yang aman dan terjamin," tambahnya.
Inggris telah mengambil langkah proaktif dalam hal industri nuklir, termasuk melalui Dana Bahan Bakar Nuklir yang diluncurkan pada bulan Januari. Rencananya, proyek ini akan menyediakan hingga 75 juta pound (Rp 1,38 triliun) untuk memastikan Inggris memiliki kemampuan produksi bahan bakar yang diperlukan untuk mendukung kebangkitan nuklir, mendukung ambisi pemerintah untuk mengamankan tenaga nuklir hingga 24GW pada tahun 2050.
Sementara itu, G7 sendiri telah mengecam langkah Rusia yang memutuskan memunculkan senjata nuklirnya di negara tetangganya, Belarus. Mereka juga mengancam akan mengambil langkah serius terkait manuver yang dikomandoi Presiden Rusia Vladimir Putin ini.
"Retorika nuklir Rusia yang tidak bertanggung jawab dan ancamannya untuk menyebarkan senjata nuklir di Belarusia tidak dapat diterima," kata para menteri dalam komunike pada akhir pertemuan tiga hari di Jepang.
"Setiap penggunaan senjata kimia, biologi atau nuklir oleh Rusia akan menghadapi konsekuensi yang parah," tambah mereka.
Perang di Ukraina telah menewaskan puluhan ribu orang. Ini juga meratakan kota, memaksa jutaan orang mengungsi dan menimbulkan kekhawatiran akan kekurangan pangan global karena gangguan pasokan biji-bijian.
Putin meluncurkan serangan ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu. Ia mengatakan serangan ini diluncurkan untuk melawan kelompok ultranasionalis yang memerintah negara itu serta memaksa Kyiv agar tidak bergabung dengan NATO.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia "Out" dari "New Start", Putin Siap Perang Nuklir