Jokowi Buka 'Keran' Impor Beras, RI Borong dari 2 Negara Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Impor beras Indonesia mengalami kenaikan jelang Lebaran 2023 yang diperkirakan jatuh pada 20-21 April 2023.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor beras pada Maret 2023 secara nilai mencapai US$ 28,87 juta, meningkat 731,96% dari posisi Maret 2022 sebesar US$ 3,47 juta.
Kendati begitu, bila dibandingkan bulan sebelumnya atau Februari 2022, nilai impor beras pada Maret 2023 turun hingga sebesar 73,35% dari sebesar US$ 108,34 juta.
Namun, untuk akumulasi Januari - Maret 2023 nilainya mencapai US$ 255,96 juta atau naik sebesar 1.126,14% dari catatan pada periode yang sama pada tahun sebelumnya US$ 20,87 juta.
Impor terbesar pada bulan itu Indonesia peroleh dari Thailand US$ 11,43 juta atau naik 1.769,74% dari Maret 2022 US$ 611,54 ribu. Dibanding Februari 2023 yang sebesar US$ 69,38 juta turun 83,52%.
Kedua terbesar berasal dari Vietnam sebesar US$ 10,99 juta atau naik 12.679,3% dibanding Maret 2022 sebesar US$ 86 ribu. Sedangkan dibanding Februari 2023 yang sebesar US$ 37,94 juta turunnya 71,04%.
Ketiga terbesar adalah dari India senilai US$ 5,50 juta pada Maret 2023. Naik hingga 1.396,52% dibanding Maret 2022 senilai US$ 367,79 ribu, demikian juga dibanding Februari 2023 yang sebesar US$ 1,02 juta, naik 438,95%.
Untuk diketahui, Perum Bulog mendapatkan penugasan pengadaan beras impor sebanyak 2 juta ton pada tahun 2023 ini. Di mana 500 ribu ton harus didatangkan segera, untuk kebutuhan bantuan pangan atau bansos sebanyak 210 ribu ton per bulan, yang akan disalurkan selama 3 bulan berturut, Maret hingga Mei.
"Saya sudah kontrak dengan beberapa negara itu, saya sudah kontrak 500 ribu ton. Kontrak itu bukan berarti harus kontrak tertulis juga, tidak. Kita kerjasama, dengan jaminan mereka, ada jaminan dari kita kan juga sudah sama dengan deal," ujar Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas.
Buwas sempat enggan menyatakan pihaknya sudah mendapatkan kontrak dari negara asal beras impor. Namun, pada hari ini ia menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan kontrak, dan juga sudah dilakukan pengecekan kualitas dari beras tersebut.
"Sudah aman. (Sebelumnya) saya nggak mau spekulasi, harus pasti semua. Itu kan untuk CBP, kalau CBP nggak ada masalah, cuman saya mendatangkannya bertahap dari yang kuotanya 2 juta tadi, dilihat situasinya, kalau nanti serapan kita banyak ya nggak perlu, hanya cukup 500 ribu ton ini, ya selesai," imbuh dia.
(haa/haa)