
Rupiah Perkasa, Cicilan Utang Hingga Subsidi Jadi Menciut!

Jakarta, CNBC Indonesia - Penguatan nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu terakhir memberikan dampak positif dalam pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2023. Khususnya dalam penerimaan hingga pembayaran bunga utang.
Dalam kurun waktu sebulan, rupiah bergerak dari level Rp15.500 per dolar AS menjadi Rp14.600 per dolar AS.
"(Dampaknya) positif, memang akan berpengaruh terhadap pendapatan pajak, pnbp SDA, berpengaruh pada belanja negara yang efisien, terutama untuk bayar bunga utang, subsidi, dan kompensasi energi sehingga defisit justru akan lebih terkendali," ungkap Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu dalam konferensi pers, Senin (17/4/2023)
Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga akhir Maret 2023 tercatat positif. Pendapatan negara, Sri Mulyani menjelaskan tumbuh cukup meyakinkan yaitu 29% menjadi Rp 647,2 triliun atau 26,3% dari APBN.
Kemudian belanja negara juga tumbuh meskipun rendah yaitu 5,7% menjadi Rp 518,7 triliun atau 16,9% dari APBN.
Maka dari itu, APBN mencetak surplus sebesar Rp128,5 triliun atau 0,61% terhadap produk domestik bruto (PDB) dan keseimbangan primer Rp 288,8 triliun.
Realisasi pembiayaan melalui penerbitan utang mencapai Rp 224,8 triliun (32,3% APBN), meliputi penerbitan surat berharga negara (SBN) Rp217,6 triliun dan sisanya adalah pinjaman.
(mij/mij)
Next Article Harapan Sri Mulyani di Pemilu 2024: Semua Capres Wajib Baca!


3 Faktor Buat Harga Emas Ambruk, Berapa Lama Terjebak di Titik Kritis?

Akhirnya Toyota Bikin Mobil Listrik BEV di RI, Ini Gambaran Harganya

Prediksi Harga iPhone di RI Akibat Tarif Impor Produk AS Turun ke 0%

Harga Emas Antam Logam Mulia Rontok: Turun Rp64.000, Dekati Rp1,8 Juta

Bos Pengusaha Ungkap Fakta Ngeri Kasus PHK di RI, Ada Ancaman Ini

Jenazah Kwik Kian Gie Tiba di Rumah Duka untuk Disemayamkan

Ngopi Sampai Khusyuk: Kalau Ada Surga Pecinta Kopi, Ini Tempatnya
