
Blak-blakan Jokowi Respons Proyek KA Sulawesi Kena OTT KPK

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat suara mengenai operasi tangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada proyek Kereta Api Trans-Sulawesi. Di mana ada dugaan kasus suap terhadap pejabat pembuat komitmen pada jalur kereta di Makassar yang diresmikan dirinya pada Maret lalu.
"Tidak mungkin semua proyek yang ribuan banyaknya itu tidak ada masalah. Pasti satu dua ada masalah," kata Jokowi di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (13/4/2023).
Untuk itu dia menegaskan perlunya pengawasan dan pengecekan di lapangan. Di mana kontrol itu dilakukan supaya mengurangi masalah.
"Kenapa terus kita kontrol di lapangan, orang di kontrol di lapangan aja masih ada masalah apalagi tidak. Kita ini hampir tiap hari loh ke lapangan ngecek ke lapangan, itu pun masih ada masalah. Apalagi tidak," katanya.
![]() Kereta Api Pertama di Sulawesi Selatan. (Tangkapan Layar Youtube Presiden Joko Widodo) |
Sebelumnya KPK menetapkan Direktur Prasarana Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (DJKA Kemenhub) Harno Trimadi dan sembilan orang lainnya tersangka kasus dugaan suap jalur kereta api.
Kasus ini berawal dari rangkaian operasi tangkap tangan (OTT) KPK sejak Selasa (11/4/2023). KPK melakukan OTT di sejumlah lokasi.
Total, ada 25 orang yang diamankan dalam OTT tersebut. Selain itu, KPK mengamankan bukti uang.
Tersangka Pemberi:
1. Direktur PT Istana Putra Agung, Dion Renato Sugiarto
2. Direktur PT Dwifarita Fajarkharisma, Muchamad Hikmat
3. Direktur PT KA Manajemen Properti sampai Februari 2023, Yoseph Ibrahim
4. VP PT KA Manajemen Properti, Parjono.
Tersangka Penerima:
1. Direktur Prasarana Perkeretaapian DJKA Kemenhub, Harno Trimadi
2. PPK BTP Jabagteng, Bernard Hasibuan
3. Kepala BTP Jabagteng, Putu Sumarjaya
4. PPK BPKA Sulsel, Achmad Affandi
5. PPK Perawatan Prasarana Perkeretaapian, Fadliansyah
6. PPK BTP Jabagbar, Syntho Pirjani Hutabarat
Adapun KPK menyita barang bukti berupa uang dolar dengan total Rp 2,823 miliar.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kena OTT KPK, Cek Isi Garasi Bupati Meranti Ada Apa Aja
