
Gandeng Brazil & Argentina, RI Bisa Jadi 'Raja'

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah saat ini terus berupaya untuk menggenjot ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB). Pasalnya, Indonesia mempunyai bahan baku penting berupa nikel.
Plh Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA), Djoko Widajatno menyampaikan untuk mendorong pengambangan ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai, setidaknya Indonesia dapat bekerja sama dengan produsen lithium dunia, misalnya seperti Argentina dan Brazil.
Dengan demikian, RI dapat mengadakan manajemen rantai pasok secara baik. Sehingga Indonesia bisa menjadi sumber industri dari ekosistem baterai kendaraan listrik itu sendiri.
"Kalau kita bekerja sama dengan produsen litium dunia Argentina Brazil dan kita bisa mengadakan supply chain yang baik, kita bisa menjadi sumber industri atau menjadi ekosistem dari baterai untuk kendaraan listrik kita sendiri," kata dia dalam acara Mining Zone CNBC Indonesia, dikutip Kamis (13/4/2023).
Djoko menyadari potensi pangsa pasar nikel Indonesia bakal berkurang, menyusul kebijakan AS yang mengecualikan nikel RI dari paket subsidi energi bersih. Namun demikian, Indonesia masih mempunyai potensi pasar lain seperti Afrika, Australia dan China.
"Kita harus bisa buat sesuatu yang dibutuhkan oleh saudara-saudara kita di Afrika, di Australia yang masih mau menerima produk kita karena apa? yang memiliki barang-barang itu yang bisa dijadikan baterai itu ada empat unsur di Indonesia yang kita miliki yaitu nikel aluminium cobalt mn dan satu lithium," ujar Djoko.
Sebagaimana diketahui, pemerintah AS akan menerbitkan pedoman kredit pajak bagi produsen baterai dan EV di bawah Undang-Undang Pengurangan Inflasi dalam beberapa minggu ke depan. Undang-undang ini mencakup US$ 370 miliar dalam subsidi untuk teknologi energi bersih.
Namun, baterai yang mengandung komponen dari Indonesia dikhawatirkan tetap tidak memenuhi syarat untuk kredit pajak Inflation Reduction Rate (IRA) secara penuh. Pasalnya, Indonesia disebut belum memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan AS dan Indonesia didominasi perusahaan China dalam industri nikel.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pemilu Malaysia Memanas, Raja Akhirnya Turun Tangan!